Ekonomi Saudi dianggap sebagai tujuan yang sangat menarik bagi investor mengingat kemampuan yang mengesankan dan program investasi yang menjanjikan. Hal ini disebabkan saat ini Arab Saudi memainkan peran utama dalam menstabilkan pasar energi global, di samping peran kuncinya dalam membantu negara-negara berkembang.
PDB Kerajaan menempati peringkat ke-16 di antara negara-negara G20, ke-13 dalam perdagangan global, ke-9 di antara G20 dalam luas wilayah, ke-18 dalam hal populasi, dan ke-3 secara global dalam dana investasinya.
Selain kontribusi vital dan berpengaruh terhadap upaya internasional untuk mencapai stabilitas ekonomi global, Arab Saudi memainkan peran penting dalam membentuk sistem ekonomi global yang berkontribusi untuk mencapai tujuan mendorong pertumbuhan yang kuat, seimbang, dan berkelanjutan, dalam kerangka melestarikan kepentingan semua negara maju dan berkembang.
Terlepas dari pandemi virus corona yang melumpuhkan ekonomi global, yang bertepatan dengan kepempinan Arab Saudi dalam G20 pada tahun 2020, Arab Saudi mampu memimpin KTT. Ini tampak dalam keputusan dan inisiatif yang diluncurkan yang membuat dunia menuju pemulihan ekonomi dari dampak pandemi.
Di antara inisiatif yang diluncurkan untuk mengurangi dampak negatif yang sangat besar terhadap ekonomi negara berkembang dan negara miskin adalah penerapan program senilai $12 miliar untuk mendukung upaya global mengatasi dampak pandemi.
Selain itu, menyetujui mengambil langkah-langkah luar biasa untuk mendukung ekonomi negara-negara berkembang dengan memompa lebih dari $11 triliun untuk mendukung individu dan perusahaan, di samping perluasan jaringan perlindungan sosial.
Selama kepresidenan G20 tahun lalu, Arab Saudi sediakan $ 500 juta untuk mendukung upaya global memerangi pandemi COVID-19, sekaligus mendukung inisiatif untuk mempercepat ketersediaan fasilitas untuk memerangi COVID-19 di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Seperti memastikan distribusi alat diagnostik, vaksin, dan obat-obatan yang adil untuk negara-negara yang membutuhkan, karena upaya ini mulai membuahkan hasil tahun ini saat G20 berpindah kepempinannya ke Itali.
Selain itu, G-20 juga meluncurkan, dalam pertemuannya selama kepemimpinan Arab Saudi, inisiatif untuk menangguhkan pembayaran utang untuk negara-negara termiskin, yang berkontribusi memberikan ruang keuangan bagi 73 negara miskin untuk dibelanjakan pada aspek sosial, kesehatan, dan ekonomi, dalam menghadapi pandemi.
Secara lokal, berbagai inisiatif diluncurkan untuk merangsang ekonomi dan mendukung sektor swasta sebagai bagian dari kontribusi Kerajaan terhadap respons cepat terhadap tantangan pandemi, yang mengarah ke pertumbuhan 5,4% dari PDB non-minyak selama paruh pertama tahun 2021, didukung oleh pertumbuhan 7,5% dari PDB sektor swasta, selama periode yang sama, melebihi tingkat pra-pandemi.
Dana Moneter Internasional Perkirakan Ekonomi Saudi Akan Tumbuh Sekitar 2,8% Pada Tahun 2021
Arab Saudi merupakan salah satu negara dengan perekonomian tercepat pulih dari dampak pandemi, menurut indikator internasional. Saudi mampu berada di peringkat kedua secara global, bersama dengan China, menurut indeks yang dirilis Nikkei Jepang yang mampu keluar dari pandemi COVID-19, sebagaimana yang diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Selain itu, stabilitas kondisi kerja pada awal paruh kedua tahun 2021 dan membaiknya indikator di bidang produksi, penyerapan tenaga kerja, dan inventaris pembelian. Termasuk berlanjutnya pencapaian surplus neraca perdagangan pada Juni 2021 sebesar SR 38,69 miliar, tertinggi dalam 17 bulan atau menjadi menjadi SR170,7 miliar sejak awal tahun, dan hasil arus investasi asing langsung untuk tahun 2020 menunjukkan pertumbuhan sekitar 20%.
Secara global, Arab Saudi telah membuat keberhasilan ekonomi dan perkembangan besar dalam sistem legislatif dengan mengeluarkan lebih dari 770 reformasi yang berdampak signifikan pada peningkatan daya saing bisnis dan lingkungan investasi Kerajaan, yang berkontribusi pada kemajuan Saudi dari peringkat 26 menjadi ke-24 dalam laporan the Global Competitiveness Yearbook 2020.
Saudi juga menunjukkan kemajuan dalam laporan “Women, Business Activities and the Law, 2021” dari 70,6 derajat pada tahun 2020 menjadi 80 derajat dari 100 pada tahun 2021, sebagai dampak peningkatan pekerjaan wanita Saudi di sektor swasta mencapai 31,3% dan melonjak menjadi 41 derajat % di sektor pemerintahan.
Bursa Efek Saudi “Tadawul” juga maju menjadi salah satu dari 10 pasar keuangan teratas di seluruh dunia. Saudi naik ke posisi ke-12 dalam indeks the Availability of Venture Capital, peringkat ke-3 secara global dalam indeks the Protection of Minority Investors, peringkat ke-1 dalam daya saing digital di tingkat G20, dan peringkat pertama dalam kecepatan Internet di 5G.
Sektor swasta Saudi juga melanjutkan peran dan kinerjanya yang kuat sebagai mitra strategis yang efektif dalam proses mencapai pembangunan yang komprehensif yang mewujudkan aspirasi dan tujuan Visi Kerajaan 2030, terlihat dari rekor pertumbuhan yang dicapai oleh swasta non-minyak sebesar dengan 11,1%, tingkat pertumbuhan terbaik dalam satu dekade.
Sektor swasta domestik berkembang secara signifikan dengan ditandai peningkatan dalam lingkungan kerja dan peningkatan dalam proyek-proyek kecil, menengah dan besar.
Hal ini selain peningkatan upaya Dana Investasi Publik untuk meningkatkan kontribusi sektor swasta dengan meluncurkan serangkaian mega proyek, seperti membangun kota NEOM dan meluncurkan “The Line.” Di saat yang sama memulai proyek raksasa lainnya seperti: Amaala, the Red Sea, dan Qiddiya, serta pendirian banyak perusahaan raksasa untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang akan berkontribusi pada perluasan dan diversifikasi basis ekonomi.
Ini juga dapat dilihat peluncuran sektor-sektor yang menjanjikan seperti pariwisata, hiburan, olahraga dan energi, serta program dukungan besar yang diluncurkan oleh negara sebagai bagian dari visinya untuk merangsang pertumbuhan sektor tersebut. Termasuk program stimulus yang mengalokasikan SR 200 miliar untuk mendukung sektor swasta selama masa pandemi.
Pada tahun 2021, ekonomi Saudi memperlihatkan lalu lintas kualitatif, di mana banyak inisiatif diluncurkan oleh Putra Mahkota Muhammad Bin Salman, wakil perdana menteri dan ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan (CEDA), strategi investasi nasional.
Strategi ini merupakan salah satu alat pemberdayaan utama untuk mencapai tujuan Visi Kerajaan 2030 dan akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional dan diversifikasi sumbernya.
Pada akhirnya akan mengarah pada pencapaian banyak tujuan Visi Kerajaan 2030, termasuk meningkatkan kontribusi sektor swasta terhadap PDB menjadi 65%, mendorong kontribusi investasi asing langsung menjadi 5,7% dari PDB, meningkatkan pangsa ekspor non-minyak dari 16% menjadi 50% dari PDB non-minyak, mengurangi tingkat pengangguran menjadi 7%, dan memajukan Saudi menjadi salah satu dari sepuluh besar dalam indeks daya saing global pada tahun 2030.
Strategi investasi nasional bertujuan untuk memberdayakan investor, memberikan peluang investasi, memberikan solusi pembiayaan, meningkatkan daya saing, dan berkontribusi pada peningkatan efektivitas kemitraan antara publik dan sektor swasta.
Investasi tersebut menjadi pendorong penting dan strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di bawah payung Visi Kerajaan 2030. Karena investasi melebihi SR 12 triliun akan dituangkan dalam ekonomi lokal pada tahun 2030.
Dengan pembagian SR 5 triliun akan berasal dari inisiatif dan proyek program “Shareek”, SR 3 triliun dialokasikan untuk investasi lokal dari Dana Investasi Publik, dan SR4 triliun investasi oleh berbagai perusahaan nasional dan internasional, di bawah payung strategi investasi nasional.
Perekonomian akan menerima sekitar SR 10 triliun pengeluaran pemerintah melalui Anggaran Umum negara selama 10 tahun ke depan, di samping SR 5 triliun pengeluaran konsumsi swasta untuk periode yang sama, dengan total pengeluaran ini menjadi hampir SR 27 triliun hingga 2030 setara dengan $ 7 triliun.
Strategi investasi nasional bertujuan untuk meningkatkan arus investasi asing langsung menjadi SR 388 miliar per tahun, dan meningkatkan investasi domestik menjadi sekitar SR 1,7 triliun per tahun pada tahun 2030. Diharapkan rasio investasi terhadap PDB Saudi akan meningkat dari 22% pada tahun 2019 menjadi 30% pada tahun 2030, yang akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Saudi untuk menjadi salah satu dari 15 ekonomi terbesar di dunia. — SPA
Sumber: saudigazette