Share the Ideas oleh: Share the Ideas
promo: Share the Ideas

Mengapa Sinar Matahari di Arab Saudi Terasa Lebih “Bersahabat” Daripada di Amerika dan Eropa?

Mengapa Sinar Matahari di Arab Saudi Terasa Lebih “Bersahabat” Daripada di Amerika dan Eropa?

Mengapa sinar matahari di Eropa dan Amerika terasa lebih menyengat dibandingkan sinar matahari di Arab Saudi, padahal Arab Saudi lebih panas?

Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh pelajar dan turis yang berkunjung ke Arab Saudi. Pertanyaan serupa yang sering disampaikan sebagai berikut:

“Mengapa kita merasakan panas matahari dan perih di kulit kita lebih intens di Eropa atau Amerika, sementara di Arab Saudi — meskipun suhunya lebih tinggi — kita tidak merasakannya sekuat itu?”

Prof. Dr. Abdullah al-Misnid menjawab: “Hanya Allah yang tahu yang terbaik. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan:

Pertama: Kemurnian atmosfer dan kejernihan langit. Di banyak bagian Eropa dan Amerika Utara, langit bersih dari partikel halus seperti debu yang melimpah di atmosfer Teluk dan Jazirah Arab. Plankton ini tersebar dan menyerap sebagian sinar matahari, mengurangi jumlah radiasi matahari yang mencapai Bumi.

Kedua: Sudut datang sinar matahari. Di lintang yang lebih tinggi, sinar matahari menempuh jalur yang lebih pendek melalui atmosfer karena kepadatan atmosfer berkurang ke arah kutub.

Ketiga: Ketinggian di atas permukaan laut. Wilayah dataran tinggi — baik di Eropa maupun di dataran tinggi Taif, Abha, atau Jabal Al Lawz, misalnya — mengalami penurunan kepadatan atmosfer, yang berarti perlindungan UV lebih sedikit dan penurunan koefisien dispersi. Yang meningkatkan perasaan kita terhadap intensitas matahari, meskipun suhu udara mungkin sedang.

Keempat: Rasio Kelembaban. Di Arab Saudi, terutama di daerah kering seperti Najd, keringat langsung mendinginkan Anda melalui penguapan, daripada terperangkap di kulit.

Namun, di beberapa wilayah Eropa yang lembap, keringat terakumulasi dan tidak mudah menguap, sehingga menimbulkan sensasi tidak nyaman yang menggandakan panas matahari dan mengurangi efisiensi mekanisme pendinginan alami tubuh.

Jadi, suhu di London bisa mencapai 35 derajat Celsius, namun seseorang merasa bahwa matahari membakar kulitnya lebih daripada ketika suhu di Riyadh mencapai 45 derajat Celsius.

Wallahu ‘alam.