Istilah “haji koboy” cukup populer bagi warga Indonesia yang mukim di Arab Saudi, yaitu berangkat berhaji tanpa izin (tasreh) yang semestinya didapatkan dari Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi (MoI).
Ternyata cara haji “ngoboy” ini bukan monopoli warga yang bermukim di Arab Saudi saja, tetapi juga yang berangkat langsung dari negara asal. Apa saja 1001 cara naik haji yang populer saat ini?
Pertama, Haji Reguler. Program haji berdasarkan kuota yang telah ditetapkan oleh setiap negara dunia, dengan perhitungan setiap negara mendapatkan 0.01% dari penduduknya. Pada tahun 2023 ini, Indonesia masih mendapatkan kuota terbesar di dunia, yaitu sebanyak 203.320 kuota haji reguler.
Tetapi meskipun demikian, masa antri untuk berhaji dengan program reguler sampai 30 tahun, dan yang paling cepat secara reguler bisa memakan waktu hingga 15 tahun lamanya.
Kedua, Haji Khusus atau atau disebut Haji Plus. Yaitu haji yang diselenggarakan oleh travel haji plus (swasta) Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Dengan masa tunggu 5 hingga 7 tahun atau sesuai dengan kuota daerah masing-masing.
Berdasarkan web resmi Kemenag RI, tersedia 17.680 kuota haji khusus untuk tahun 2023. Biayanya lebih mahal daripada program reguler.
Ketiga, Haji Furoda (user & mujamalah). Program ini merupakan haji non kuota pemerintah, tetapi undangan langsung dari kerajaan Arab Saudi. Jumlah kuotanya tidak dapat dipastikan, kecuali setelah rilis di pertengahan Syawwal atau 1 bulan sebelum keberangkatan haji.
Dengan visa haji furoda ini, maka jamaah yang sudah mendaftar bisa langsung menunaikan ibadah haji di tahun tersebut tanpa perlu antre. Biayanya bervariatif mulai ada yang memasang tarif USD 14 ribu hingga di atas USD 25 ribu.
Keempat, Haji “Koboy.” Ini adalah istilah yang tidak resmi dengan cara yang tidak legal juga. Tetapi kenyataannya setiap tahun banyak yang menjalaninya.
Bagi yang berangkat haji dari dalam negeri Arab Saudi, cara “ngoboy” ini ditempuh dengan berbagai cara. Seperti menghindari check point masuk ke kota Makkah melalui “jalan tikus,” melintas jalan off road, yang tidak dijaga pihak keamanan.
Adapun jamaah dari Indonesia misalnya, haji koboy ini berangkat dengan visa ziarah (visit visa) atau selain yang diperkenankan untuk berhaji. Dengan berbagai cara berhasil masuk ke Makkah dan selama manasik haji berbaur dengan jamah haji resmi lainnya.
Jenis haji ini biayanya bisa lebih murah, sehingga cukup diminati, selain tanpa harus antri dan diminta berbagai persyaratan yang rigid lainnya.
Kelima, Haji Ekspatriat. Yaitu berhaji dengan menggunakan kuota dalam negeri (domestik) Arab Saudi bagi warga saudi dan pendatang yang memiliki izin tinggal (iqamah) di Arab Saudi.
Warga asing mendapatkan kuota terbesar untuk program haji ini, selain fasilitasnya yang terbaik dibandinkan program haji manapun di atas. Ini juga menjadi solusi alternatif di tengah lamanya antrian, biaya mahal dan ketidakpastian kuota furoda.
Untuk informasi lebih banyak program Haji Ekspatriat ini, silahkan WA nomor: +966 53 621 9322.[]