Sudah bukan hal baru di dunia maya bergentayangan penjahat yang menyasar warganet demi mengeruk keuntungan finansial. Sebagian Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi, berhasil diperdaya dengan modus penipuan berkedok memberikan layanan konsuler hingga iming-iming hadiah. Berikut ulasannya yang perlu diketahui:
Membuat Akun di Facebook Mencatut Nama KBRI Riyadh atau KJRI Jeddah
Beberapa penipu tanpa malu dan secara sembarangan terang-terangan menggunakan nama KBRI Riyadh atau KJRI Jeddah untuk akun di Facebook (FB). Penjahat seperti ini meski tampak amatiran, tetapi lihai menyembunyikan identitas aslinya. Sampai hari ini, sudah ada laporan beberapa kasus PMI di Arab Saudi berhasil ditipu dengan ribuan reyal melayang hilang.
Akun fake seperti ini biasanya menawarkan jasa kekosuleran seperti membuat paspor, menjanjikan jasa “exit mandiri” bagi PMI undocummented, dan tawaran sejenis lainnya yang terkait dengan KBRI atau KJRI.
Biasanya calon korban diarahkan untuk menghubungi nomor WA penipu dengan menggunakan nomor Indonesia atau diawali dengan berkirim pesan melalui “messenger” di FB. Setelah berhasil diyakinkan layanan yang dijanjikan, penipu meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang guna proses jasa tersebut.
Penting diketahui bahwa satu-satunya akun KBRI Riyadh di FB adalah KBRI Riyadh (سفارة جمهورية إندونيسيا) dengan centang biru. Adapun KJRI Jeddah yaitu KJRI Jeddah juga bercentan biru. Selain itu, bukan milik resmi atau palsu atau akun jadi-jadian untuk maksud tertentu.
BACA: PMI di Arab Saudi Jangan Tertipu! Berikut Di Antara Ciri-Ciri Pesan Penipuan
Ciri-Ciri Akun Palsu
Selain KBRI dan KJRI, Kementerian Sosial RI dan P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia) juga kerap dicatut untuk aksi penipuan di media sosial.
Untuk mengetahui ciri-cirinya akun palsu, bisa dilihat dari status akun tersebut apakah “centang biru” atau tidak, berapa banyak follower atau liker akun tersebut, jika berbentuk “Fans Page,” periksa ratingnya, juga bisa dicek kapan akun tersebut dibuat dan berapa banyak postingannya; apakah sesuai dengan namanya atau tidak.
Selain itu, cross check dengan website resmi lembaga yang dicatut tersebut. Biasanya di setiap website reseminya, dicantumkan link resmi medsos lembaga pemerintah RI.
Jika didapati pada akun tersebut menawarkan hadiah, bantuan dana atau iming-iming berbagi uang, maka periksa narahubung atau nomor kontak yang harus dihubungi; apakah menggunakan nomor pribadi atau resmi seperti nomor hotline. Untuk email, jika tidak menggunakan domain lembaga pemerintah RI, maka sangat patut dicurigai akun tersebut adalah palsu.
Pemeriksaan sederhana tersebut akan memudahkan kita mengenali apakah akun tersebut asli atau palsu. Hal serupa juga perlu diwaspadai ketika ada link promo dari sebuah supermarket, mall, restoran dan yang sejenisnya, dengan iming-iming hadiah, promo dan seterusnya. Periksa betul ke website resminya, sebelum melakukan tindakan mengklik atau meneruskan kemana-mana.
Mencatut Nama Orang Terkenal
Di antara modus penipuan yang dilakukan penjahat dunia maya adalah menggunakan nama orang yang dikenal luas oleh masyarakat. Seperti contohnya pejabat atau staf KBRI atau KJRI, tokoh masyarakat, atau lainnya.
Untuk memastikan bahwa akun tersebut asli atau bukan, yang paling menonjol bisa diketahui dari postingannya. Periksa berapa lama akun tersebut dibuat dan berapa banyak status yang telah diposting. Jika terlihat masih baru dan postingannya sedikit, maka bisa dicurigai akun tersebut fake alias palsu. Tentunya ada niat buruk dibalik membuat akun FB dengan mencatut nama seseorang tersebut.
Jika akunnya hasil dari membajak dari pemilik aslinya, akan tampak perubahan drastis dari cara komunikasinya. Akun bajakan ini biasanya mencari mangsa calon korban dengan mengirim pesan pribadi via messenger FB dan tiba-tiba meminta uang dengan alasan yang aneh. Padahal sehari-hari jika mengenalnya tidak pernah berinteraksi seperti itu.
Tonton diskusi ringan bersama PMI Arab Saudi terkait isu di atas: https://youtube.com/live/wpIKCB22FJc