Share the Ideas oleh: Share the Ideas
promo: Share the Ideas

Pemilu di Indonesia: Bagaimana Nasib Ibu Kota Baru Nusantara?

Pemilu di Indonesia: Bagaimana Nasib Ibu Kota Baru Nusantara?

Menjelang pemilu di Indonesia, yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada pertengahan Februari, dengan partisipasi sekitar 206 juta pemilih, isu pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara – beserta pro dan kontranya – semakin menjadi bahan diskusi antara kandidat dan pendukungnya.

Para pengamat mengatakan kepada Okaz bahwa nasib transisi dari ibu kota saat ini yang padat penduduknya, Jakarta, ke ibu kota baru, cerdas, dan hijau “Nusantara,” bergantung pada hasil pemilihan presiden yang akan datang, presiden yang akan menentukan nasibnya.

Dengan berjalannya kampanye dan debat pemilu di Indonesia serta pernyataan-pernyataan para calon presiden, di saat persaingan antar mereka semakin ketat, Okaz mengamati adanya perbedaan sudut pandang dan cara menyikapi isu-isu hangat di Indonesia, khususnya posisi calon-calon terkemuka terkait ibu kota baru Nusantara.

Umrah Mandiri
Promo

Calon presiden Prabowo Subianto (72 tahun), yang menjabat Menteri Pertahanan saat ini, mendukung pemindahan ibu kota dan berjanji untuk melanjutkan dan mengembangkan proyek tersebut. Namun jajak pendapat beberapa minggu sebelum pemilu menunjukkan bahwa Prabowo dimungkinkan tidak berhasil menang dalam satu putaran, sehingga pemilu terpaksa dilanjutkan ke putaran kedua.

Sebaliknya, kandidat terkemuka Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta, sangat vokal mengkritik perpindahan ibu kota baru, Nusantara dan berjanji akan meninjau ulang proyek tersebut jika dia memenangkan pemilu mendatang.

Baswedan menkonfirmasi sikapnya dengan mengatakan bahwa pemerintah harus fokus pada pengembangan kota-kota yang sudah ada di seluruh negeri daripada menciptakan kota-kota baru. Dalam salah satu kampanye pemilunya dia menyatakan bahwa peningkatan sistem layanan kesehatan dan pendidikan lebih penting daripada membangun ibu kota baru.

Namun pemerintah saat ini berusaha meyakinkan masyarakat bahwa proyek pemindahan ibu kota akan terus berlanjut terlepas dari hasil pemilu, mengingat DPR telah menyetujui undang-undang tentang pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara pada tahun 2022.

Patut dicatat bahwa presiden Indonesia saat ini, yang masa jabatan presiden kedua dan terakhirnya berakhir tahun ini, Joko Widodo, untuk pertama kalinya mengumumkan rencana pendirian ibu kota baru pada tahun 2019. Biaya pemindahan ibu kota diperkirakan mencapai lebih dari 35 miliar dolar AS.[]

*) Diterjemahkan dari Kulwit ✍️Jamal Al-Dubahi (Journalist covering Asia: China, GCC -Asean ties) di akun X Okaz Online.