Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop
promo: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop

Video: Pendapat Terbaru dari Penyeru Valentine’s Day Halal

Video: Pendapat Terbaru dari Penyeru Valentine’s Day Halal

Masih belum hilang ingatan dusta terhadap Saudi yang konon menghalalkan Valentine’s Day. Padahal ide itu dari satu orang warga Saudi, bernama Ahmad Qashim al-Ghamdi. Siapa dia? Anda akan mengenal hakekat seseorang dari pemikirannya.

Dalam sebuah acara “Ittijahat” yang tayang di stasiun televisi “Gulf Rotana” baru-baru ini, al-Ghamdi mengutarakan beberapa buah pikirnya yang mislead.

Di antaranya, dia menjelaskan makna sekularisme, yang menurutnya bukan paham kufur. Dia mengatakan sekularisme merupakan sistem atau cara untuk menjaga hak manusia, negara dan warganya.

Promo

Dalam sekularisme, negara tidak dibolehkan mengatur hak warganya, tetapi justru harus melindunginya. Dia juga menolak pendapat yang selama ini keliru dalam menilai sekularisme.

Di kesempatan yang sama, dia berbicara tentang sebuah hadits yang menurutnya dho’if (lemah). Berikut potongan matan haditsnya;

“…. sesungguhnya ummat ini akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk surga…”

Menurutnya, kalapun hadits di atas shahih, tidak lebih sebagai bentuk dari stimulus untuk mencapai kebenaran dan tidak mengakui perbedaan.

Lebih lanjut, dia memaknai hadist tersebut, menggiring kepada klaim kebenaran sebuah kelompok atau golongan. Al-Ghamdi menolak jika hadits tersebut dijadikan dalil, yang akan menyesatkan kelompok lain.

Bagi kalangan penuntut ilmu di Arab Saudi, kesesatan Ahmad Qashim Al-Ghamdi sangat mudah terbantahkan.

Pendapatnya tidak lebih sebagai pengulangan dari orang-orang terdahulunya yang dihinakan dan tidak diakui oleh masyarakat. Tetapi media sekuler kerap menjadikannya populer dan dijadikan rujukan.

Pada tanggal 15 Februari 2018 silam, saat berbicara di kanal berita alArabiya, dia mengatakan Valentine’s Day adalah adalah kegiatan sosial dan urusan duniawi semata.

Kemudian secara masif, media mem-blow up pendapat tersebut dinisbatkan kepada pendapat Saudi, seakan-akan pendapat mayoritas masyarakat, pemerintah atau ulamanya.

Promo

Empat tahun sebelumnya, 13 Desember 2014, di depan layar MBC, dia mendemonstrasikan membuka cadar istrinya, meyakinkan pendapatnya yang menyelisihi mayoritas ulama di Arab Saudi.

Yang jadi soal, dia menjelaskan dan menafsirkan nash agama dengan caranya sendiri, menyelisihi ulama madzhab dan salaf shalihin.

Bantahan ilmiah terhadap pendapat-pendapatnya yang “nyeleneh” ditulis dan disampaikan. Tetapi dia tidak bergeming, khas kaum liberal-sekuler yang menolak klaim menyesatkan, tetapi dirinya membenarkan dirinya sendiri.

Dalam acara “Khaimah Ramadhaniyah” di sebuah televisi Arab Saudi, terungkap bahwa latar belakang pendidikan Ghamdi tidak pernah kuliah dan bukan srajana syar’i. Diapun diaku-aku sebagai murid kibar ulama, tetapi pendapat-pendapatnya menyelisihi guru-gurunya.

Untuk membantah pendapat Ahmad Al-Ghamdi di atas, silahkan baca artikel menarik tentang sekularisme, KLIK DI SINI.

Bantahan hadits perpecahan umat Islam adalah dha’if, KLIK DAN BACA DI SINI.

Video terbaru Ahmad Qashim Al-Ghamdi KLIK DI SINI.

https://www.youtube.com/watch?v=JwKkd5rE_YA&feature=youtu.be