Inilah di antara bukti hipoktrit media massa, tak terkecuali media di Indonesia yang biasanya sekedar copy dan paste. Mereka bungkam atas kematian seorang warga Iran yang didor di jalanan kota Istanbul Turki.
Kejadiannya, mirip tetapi tidak sama dengan yang dialami oleh Kashshoggi. Jurnalis Kashshoggi mati di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul karena berselisih dengan polisi yang hendak menangkapnya (rogue killers). Maka dihukumlah para pelakunya.
BACA: 5 Pelaku Pembunuhan Khashoggi Divonis Mati
Tetapi Vardanjan, dibunuh “resmi,” atas perintah dari dua perwira intelijen di konsulat Iran di Istanbul Turki. Bedanya, media tidak rama mem-blow up-nya.
Jangan tanya kenapa, karena sejatinya, menyerang Arab Saudi dengan pemberitaan framing-nya, adalah untuk menyerang Arab dan Islam.
Masoud Molavi Vardanjani ditembak mati di jalanan kota Istanbul pada 14 November 2019, tidak lebih dari setahun setelah dia meninggalkan Iran.
Vardanjani bukan orang biasa, dia bekerja di cyber security, untuk Kementerian Pertahanan Iran. Tetapi belakangan, dia membangkang, menjadi pengkritik paling vokal terhadap pemerintah Iran.
Dia sempat menulis pesan di akun media sosialnya, berniat menarget Pengawal Revolusi elit Iran pada bulan Agustus 2019, tiga bulan sebelum dia ditembak mati.
“Aku akan membasmi komandan mafia yang korup,” tulisnya. “Berdoalah agar mereka tidak membunuhku sebelum aku melakukan ini.”
Tanggapan media? Sepi, tidak seramai ketika yang meninggal karena terkait Arab Saudi.
Pemerintah Turki? Pihak berwenang Turki tidak secara terbuka menuduh pemerintah Iran terlibat pada saat itu. Bedakan dengan semangatnya ingin menggeledah Konsulat Arab Saudi sesaat setelah Kashshoggi dinyatakan raib.
Tersangka pembunuh pembangkang Iran adalah beberapa pria bersenjata, termasuk warga Turki dan Iran. Mereka ditahan beberapa minggu setelah pembunuhan dan mengaku bertindak atas perintah dari dua perwira intelijen di konsulat Iran.
Laporan media? bungkam, tidak satupun menjadikan headline dan diulas berulang-ulang, kecuali jika dikaitkan dengan Arab Saudi. Ini fakta, diakui atau tidak.
Tidak heran, seorang jurnalis dan aktivis yang sangat kritis terhadap rezim Iran menulis di akun twitternya:
Dengarkan tangisan memilukan dari ibu ini. Dia berduka atas kematian putranya, Masoud Molavi Vardanjan, terbunuh di Istanbul atas peran diplomat Iran. Ini bisa jadi saya atau pembangkang Iran lainnya. Mengapa dunia diam? Karena namanya bukan Khashoggi?
Jadi, jangan heran, dari dulu hingga kemudian hari nanti, media mainstream selalu menggoreng berita yang mendiskreditkan Arab Saudi, tetapi alpa terhadap kejahatan dan kebejatan negara lain.
Karena sejatinya, yahudi, syiah dan musuh-musuh Islam lainnya bersekutu, termasuk dalam di media massa. aboefakhri