Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Dakwah dan Bimbingan, Syaikh Badr bin Abdullah Al-Fraih, memastikan bahwa pihaknya tengah menyelesaikan persiapan untuk menerima para jamaah yang akan beritikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Al-Fraih mengalokasikan ruang bawah tanah perluasan Raja Fahd untuk para jamaah yang akan beri’tikaf dan tidak diperbolehkan melakukan i’tikaf di lokasi lain di selain tempat tersebut di Masjidil Haram atau halamannya.
Persiapan juga dilakukan dengan menyediakan loker di tempat itikaf, dengan memisahkan tempat khusus untuk pria dan wanita.
Loker ini nantinya sebagai tempat penyimpanan barang pribadi mu’takif, sehingga Kepresidenan Umum untuk Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tidak bertanggung jawabnya jika terjadi kehilangan barang milik jamaah.
Sementara itu, Direktur Unit Pelayanan Tuna Rungu, Essam Al-Saghir, menginformasikan bahwa pihaknya telah menetapkan waktu untuk penerimaan izin (tasreh) itikaf.
Ini akan disampaikan kepada para jemaah mulai dari hari ketujuh belas bulan Ramadhan, melalui stan layanan bagi para jemaah, yang terletak di depan Gerbang Raja Abdullah (119) di bagian barat Masjidil Haram.[]
Sumber: gph