Pernahkah Anda mendengar tentang pertempuran “Penghancuran Ka’bah?” Dan apa hubungannya dengan penamaan “Pemakaman Khawjat” di kota Jeddah?
Jika belum tahu, maka dengan senang hati saya (@NoudyFahd) menuliskan ini menceritakan tentang salah satu pertempuran terpenting dalam sejarah Jazirah Arab.
Pada musim haji tahun 948 H terjadi pertempuran hebat antara kaum Nasrani dan kaum Muslimin. Pasukan kaum muslimin dipimpin oleh salah seorang putra Hijaz.
Cerita dimulai ketika Kerajaan Safawi mengirim pesan kepada Raja Portugal bahwa mereka bisa menghancurkan Ka’bah.
Jika Kabah dapat dihancurkan, maka mereka akan dapat mencapai makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah.
Kaum Safawi menipu Raja Portugal bahwa waktu yang paling tepat untuk menghancurkan Ka’bah adalah pada musim haji, karena Ka’bah sepi pada saat manasik haji dan kota Jeddah tidak ada penduduk.
Maka Raja Portugal termakan tipuan Safawi, kemudian menyiapkan pasukannya dan pasukan tempur mereka berangkat menuju ke Jeddah.
Mendengar akan tibanya serangan tersebut, Syarif Abanami menyeru kepada kaum muslimin untuk siap menghadapi serangan.
Dia menjamin uang, senjata, dan memberi nafkah untuk setiap Muslim yang berpartisipasi dalam pertempuran tersebut. Dia juga memerintahkan penyembelihan seekor unta untuk setiap 100 orang.
Karib kerabat Syarif mengingatkannya bahwa uangnya akan ludes jika dia membelanjakan seperti yang dia janjikan kepada kaum muslimin.
Maka dia meresponnya, dalam sebuah perkataan yang terkenal: “Demi Allah, aku akan menyembelih unta hingga selamat, aku akan menyembelih kuda hingga selamat, dan aku akan menyembelih semua yang boleh dimakan.”
“Saya akan mengorbankan semua yang saya miliki dan yang dimiliki anak cucu saya untuk membela Rumah Allah dan menghormati para peziarah ke Rumah Allah.”
Maka dia mengobarkan semangat jihad kepada kaum muslimin di Jeddah. Inilah seruan jihad pertama di Mekkah kepada musuh Kristen kala itu.
Tibalah peperangan tersebut, pasukan Muslim dan Kristen bertemu di Jeddah, dan inilah salah satu pertempuran paling sengit terjadi antara Muslim dan Kristen di Jazirah Arab.
Tentara Portugis dikejutkan oleh banyaknya umat Islam yang menghadangnya dan alhamdulillah, sebagian besar dari mereka terbunuh, sementara sisanya kabur dan melarikan diri.
Mayat pasukan Portugis inilah kemudian dimakamkan di luar tembok kota Jeddah, yang kawasan ini disebut “Pemakaman Khawjat”.
Dalam sejarahnya, pertempuran ini disebut “Pertempuran Pembongkaran Ka’bah.”
Daulah Utsmaniyah mengklaim bahwa merekalah yang memimpin pertempuran tersebut dan yang mengalahkan orang-orang Kristen, seperti yang biasa mereka lakukan untuk mencuri kejayaan Arab dan sejarah Arab, terutama di Jazirah Arab.
Kini kuburan tersebut masih digunakan sampai sekarang, Konsulat Eropa di Jeddah yang menanggung biaya perawatannya bagi warga asing non Muslim yang meninggal dimakamkan di tempat tersebut.[]
*) Cuitan Noudy Fahd Al-‘Anoud, pengamat sejarah, sarjana Webster University.