Di depan Ka’bah tepatnya di dekat rukun Yamani, empat orang pemuda bersepakat untuk memohon apa yang diinginkannya kepada Allah. Mereka adalah Abdullah bin Zubair, Mush’ab bin Zubair, ‘Urwah bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan -semoga Allah mengampuni dan merahmati mereka semua, aamiin-
Berkata Abdullah bin Zubair: “Cita-citaku adalah menguasai seluruh hijaz dan menjadi khalifahnya.”
Saudaranya-Mush’ab-menimpali: “Keinginanku adalah menguasai dua wilayah Iraq dan tidak ada yang mengganggu kekuasaanku.”
Berkata Abdul Malik bin Marwan: “Jika kalian berdua merasa puas dengan itu, maka aku tidak puas hingga aku menjadi penguasa seluruh dunia, menjadi Khalifah setelah Mu’awiyah bin Abi Sufyan –rodhiyallohu ‘anhuma-.
Sementara ‘Urwah bin Zubair diam seribu bahasa, tak mengatakan satu kalimat pun.
Maka mereka bertiga menoleh kepada ‘Urwah seraya bertanya : “Engkau sendiri, apa yang engkau inginkan, wahai ‘Urwah?”
‘Urwah bin Zubair berkata :
بارك الله لكم فيما تمنيتم من أمر دنياكم..أما أنا فأتمنى أن أكون عالما عاملا، يأخذ الناس عني كتاب الله و سنة نبيهم، و أحكام دينهم..و أن أفوز في الآخرة برضى الله، و أحظى بجنته
“Semoga Allah memberkahimu dalam urusan dunia yang kamu cita-citakan. Adapun aku, maka aku bercita-cita menjadi seorang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya sehingga orang-orang mempelajari kitabullah, sunnah Nabi dan hukum-hukum agama dariku. Dan aku ingin menjadi orang yang sukses di akhirat dengan mendapatkan ridha Allah dan memasuki Surga-Nya.”
(Diringkas dari Shuwar min Hayaatit-Taabi’in karya DR. Abdurrohman Ra’fat Basya hal. 38-39)
Lalu, apa cita-cita kita?
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu surga dan keridhaan-Mu. Dan kami berlindung kepada-Mu dari mendapatkan kemurkaan dan neraka-Mu, aamiin.
Oleh: Ibnu Mukhtar – abufakhry.tumblr.com