Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop
promo: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop

Muhammad bin Salman dan Yahudi: Hoax Starbucks

Muhammad bin Salman dan Yahudi: Hoax Starbucks

Hari ini di beranda FB, lewat postingan dari seorang Saudi-hater. Postingannya tentang Muhammad bin Salman (MBS) yang katanya bertemu dengan pemimpin Yahudi Amerika.

Ada beberapa hal yang perlu dikritisi:

  • Berita itu dikutip dari Aljazeera, cuma tidak disebut. Aljazeera adalah media yang berbasis di Qatar yang pasti akan membuat berita anti Saudi. Sebenarnya kalau mau mengulik hubungan Qatar-Aljazeera dan Israel itu bisa. Namun mengikuti pandangan ulama agar tidak terlibat saling menjelekkan sesama muslim, maka kita tidak menyebarkannya.
  • Pertemuan MBS sesungguhnya terjadi dengan mantan walikota New York (Michael Bloomberg) yang juga konglomerat, bukan dengan lembaga Yahudi. Kunjungan MBS ke Amerika murni bisnis investasi dan pengembangan militer Saudi dengan Trump. Ketemu Yahudi mungkin saja. Menantu Trump sekaligus tangan kanannya saja orang Yahudi. Yahudi itu ada di mana-mana termasuk di Indonesia.
  • Foto MBS tersebut dipotong. Foto yang sebenarnya menunjukkan beliau sedang di depan kasir Starbucks ngobrol dengan Bloomberg. Yang mengelilinginya bukan orang-orang Yahudi tapi intel Saudi dan intel Amerika.
  • Starbucks dituding mensponsori militer Israel. Ini hoax (parodi) yang dibuat oleh Andrew Wrinkler dan dipublikasikan di Ziopedia. Parodi itu seolah-olah Starbucks membuat surat berjudul “A Thank You to All Starbucks Customers” isinya terima kasih karena telah membeli kopi Starbucks sehingga mampu menyumbang ke Israel. Hoax ini yang diamplifikasi berbagai media termasuk media di Mesir bahkan menambah-nambahinya. Padahal Starbucks sendiri sudah membantahnya.
  • Selain di Saudi, Starbucks juga tersebar di berbagai negara Timur Tengah lainnya: QATAR, Maroko, Lebanon, dan Uni Emirat Arab. Tapi yang selalu di kritik Starbucks yang ada di Mekkah. Jadi tambah lucu!
  • Selebihnya Aljazeera mengembangkan framingnya dari wawancara dengan Mahjoob Zweiri, dosen Qatar University alumni Iran.

Link:

Promo

*) Ditulis oleh Ismail Rajab (dengan seidikit perubahan seperlunya)