Wakil Presiden Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (SFDA) untuk Bidang Obat-obatan, Dr. Adel Al-Harf, membeberkan detail proses adopsi vaksin anti virus corona yang sedang berkembang.
Dia menjelaskan dalam jumpa pers perkembangan Corona di Kerajaan, bahwa studi yang paling menonjol yang dievaluasi untuk vaksin tersebut adalah studi praklinis yang dilakukan pada hewan di laboratorium, dilanjutkan dengan uji klinis pada manusia, kemudian studi kualitas vaksin.
Adel Al-Harf menunjukkan bahwa tindak lanjut vaksin setelah penggunaannya merupakan fase aktif untuk memastikan keamanannya, dan juga membantu deteksi dini efek samping yang mungkin terjadi pada penggunanya.
Dia menambahkan bahwa otoritas kesehatan akan memiliki semua informasi yang diperlukan untuk vaksin, terutama untuk kelompok yang direkomendasikan dan dikecualikan.
Dia juga mengatakan bahwa vaksin akan diberikan dalam dua dosis, kira-kira berjarak 20 hari, sekaligus menekankan perlunya mematuhi masa tersebut, agar terasa manfaat dari vaksinisasi tersebut.[]