Abdul Fattah Mashat, Wakil Menteri Haji dan Umrah Saudi, mengungkapkan bahwa 10 ribu jemaah perhari akan datang dari luar Arab Saudi untuk melaksanakan umrah.
Jumlah tersebut merupakan kapasitas yang diizinkan, bersama jemaah lokal, mencapai 20 ribu jamaah/hari dan 60 ribu jamaah shalat/hari, sebagaimana batas yang ditentukan.
Dengan dimulainya fase ke-3 kembali dibukanya aktivitas umrah mulai Ahad (1/11) besok, jamaah dari luar dan dalam Saudi sudah dapat melakukan ziarah dan sholat, di tengah kontrol tindakan pencegahan yang ketat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan muktamir.
Dalam pernyataan khusus kepada Asharq Al-Awsat, Mashat menjelaskan bahwa pesawat pertama yang tiba besok Ahad di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah berasal dari Indonesia.
Semua penerbangan jemaah umrah yang datang dari luar Arab Saudi diatur oleh kantor Kementerian Haji dan Umrah yang baru saja dibentuk khusus untuk memberikan bantuan terkait, berkoordinasi dengan otoritas terkait.
Kementerian Haji Saudi sangat memperhatikan keberadaan wabah epidemi dari negara asal jamaah haji, sejauh mana kemampuan untuk menangani dan kecepatan respon, tingkat pemulihan yang terinfeksi dari virus dan tindakan pencegahan medis untuk masing-masing negara.
Semuanya akan mengikuti protokol yang telah ditetapkan, berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Otoritas Pengendalian Infeksi.
Sebagaimana catatan negara asal muktamir, bahwa dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar jemaah umrah berasal dari Indonesia, Pakistan, India, Mesir, Turki dan negara-negara Teluk Arab.
Mengenai jangka waktu bagi jamaah umrah untuk tinggal di wilayah Saudi, Wakil Menteri Haji dan Umrah menyampaikan bahwa visa berlaku sebagaimana sebelumnya, yaitu selama 30 hari. SA