Abdullah Al-Rabeeah, penasihat Pengadilan Kerajaan dan pengawas umum Pusat Bantuan dan Aksi Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief), mengatakan bahwa Arab Saudi telah menampung lebih dari 260.000 pengungsi Rohingya sejak awal konflik di Myanmar.
“Kerajaan sejauh ini telah menghabiskan $2,25 miliar untuk memberikan mereka layanan kesehatan, serta menciptakan lapangan kerja selain memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka,” katanya saat menyampaikan pidato mengenai krisis minoritas Rohingya di Konferensi Tingkat Tinggi di Markas Besar PBB di New York pada hari Sabtu (23/9).
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina Wajed termasuk di antara mereka yang menghadiri sesi yang diadakan di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB. Dalam sambutannya, Dr. Al-Rabeeah menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak penyelenggara yang telah mengundang Arab Saudi untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.
Dia menekankan bahwa Arab Saudi selalu berdiri teguh di komunitas internasional dan menolak merampas hak-hak minoritas Rohingya.
“Arab Saudi juga membantu pengungsi Rohingya di Bangladesh dan negara-negara lain selama beberapa tahun terakhir dengan melaksanakan lebih dari 43 proyek senilai $186 juta di bidang yang berkaitan dengan tanggap darurat, pendidikan, tempat tinggal dan kesehatan.
Dari 43 proyek, KSRelief melaksanakan 25 proyek dengan anggaran melebihi $26 juta dan saat ini sedang melaksanakan proyek lainnya,” jelasnya.
Dr. Al-Rabiah menekankan bahwa Kerajaan akan terus mendukung Rohingya, bekerja sama dengan komunitas internasional, untuk memastikan bahwa mereka menjamin hak-hak mereka untuk hidup damai dan bermartabat di tanah air mereka, serta terus membantu pengungsi di Bangladesh.
Dia menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan Kerajaan kepada Bangladesh atas kemurahan hati mereka dalam menampung pengungsi Rohingya dalam jumlah besar selama ini.[]
Sumber: SG