Share the Ideas oleh: Share the Ideas
promo: Share the Ideas

MBS Telah Belajar Menjaga Lisan Dari Erdogan

MBS Telah Belajar Menjaga Lisan Dari Erdogan

Erdogan will always remain Erdogan, tulis Abdala bin Abdala di status FBnya.

Dia melanjutkan, beberapa bulan yang lalu Erdogan lantang keras mengatakan, “Macron membutuhkan pemeriksaan mental.”

Pendukungnya langsung membanggakannya, “Erdogan adalah satu-satunya pemimpin yang membela nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selainnya adalah pengecut.”

Umrah Mandiri
Promo

Kemudian menyerukan, “Turki mendesak semua Muslim untuk memboikot Prancis dan produknya.” Tidak lama setelah itu, pendukungnya pun menyebarkan hashtag #boycott_france.

Lantas Abdala memposting screen shot headline media pendukung Erdogan sebagai berikut:

Tidak ada yang salah ketika seorang muslim menjadi marah dan melawan atas pelecehan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terhadap Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Setidaknya liputan media mengutip pernyataan Erdogan atas pernyataan Macron yang melukai umat Islam, seperti:

  • Erdogan Sebut Macron Perlu Perawatan Mental ~ BBC
  • Erdogan: Presiden Prancis Macron Butuh Perawatan Mental ~ Republika
  • Keras! Erdogan Serukan Boikot Produk Prancis ~ finance.detik
  • Memanas, Erdogan Jumpai Tanda-tanda Macron Tersesat ~ wartaekonomi
  • Erdogan sebut Marcon sakit jiwa karena musuhi Islam ~ Turkinesia

Tetapi beberapa bulan kemudian, dalam video call dengan Macron, yang disiarkan Anadolu Agency, Erdogan mengatakan:

“Saya percaya bahwa kerja sama bilateral kita dengan Prancis memiliki potensi besar….. Sebagai dua sekutu NATO yang kuat, kita dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi keamanan…”

Tonton videonya:

Seakan-akan lupa semua ucapannya yang mencela Macron dan menyerukan boikot atas Prancis, Erdogan kini mengajak Macron bekerja sama dalam banyak hal.

Beberapa media menulis terkait membaiknya hubungan Turki dan Prancis:

Umrah Anti Mainstream
Promo
  • Erdogan menuturkan kepada Macron bahwa negara mereka ‘bisa berkontribusi secara signifikan bagi stabilitas dan perdamaian’ di Eropa, Kaukasus, Timur Tengah dan Afrika ~ news.detik.com
  • Kedua presiden itu kini siap menjalin kerja sama bilateral dalam sejumlah sektor seperti pendidikan hingga isu terorisme ~ Pikiran Rakyat.
  • Erdogan-Macron Bersatu, Dunia Bisa Dibikin Mati Kutu ~ genpi.co
  • Presiden Erdoğan menyatakan bahawa beliau yakin hubungan Turki-Perancis yakin mempunyai potensi serius ~ trthaber.com

Tetapi, tidak demikian dengan pendukungnya, yang semula gegap gempita menviralkan pernyataan keras dan pedas terhadap Macron sebagai “orang tidak waras,” kini membisu.

Bagaimana Arab Saudi Merespon Macron?
Tidak seperti anak muda yang darahnya muda memanas, Saudi Press Agency (SPA) menanggapi kejadian di Prancis menyampaikan beberapa sikap tegas tetapi tetap tenang dan meyakinkan.

BACA: 5 Sikap Resmi Arab Saudi Terkait Peristiwa di Prancis

Kibar Ulama Arab Saudi juga menyatakan:

“Adalah tugas bagi orang-orang yang berakal di seluruh dunia, baik institusi maupun individu, untuk mengutuk pelanggaran ini, yang tidak ada kaitannya dengan kebebasan berekspresi dan berpikir, melainkan fanatisme murni dan cara mereka yang memiliki gagasan ekstremis.”

Arab Saudi dan ulamanya menyeru untuk lebih banyak dan bersemangat menyebarluaksan biografi Nabi, termasuk sifat rahmat, keadilan, toleransi, ishaf dan perjuangan untuk kebaikan semua umat manusia.

Seperti biasa, sikap ini dianggap lembek, lemah dan bahkan dituding tidak membela Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sebagian lainnya menuding karena Saudi pro Barat, zionis, dan tuduhan-tuduhan sejenis yang telah klise.

Sikap Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman, meski telah diwakili oleh SPA atau ulama dan rakyatnya, dalam menyikapi Macron, setidaknya tidak “menelan ludah sendiri” sebagaimana yang dilakukan Erdogan.

Di sinilah, MBS memang telah belajar menjaga lisan dari Erdogan.

Bahkan ketika kebanyakan media menudingnya sebagai dalang pembunuhan Jamal Kashshoggi, MBS tidak langsung reaktif.

Meski masih cukup muda, tetapi tetap tidak meledak-ledak dan “bersumbu pendek.” MBS telah belajar dari Erdogan.[]