Sebagian orang mengeluhkan saat hujan turun. Apalagi di bulan-bulan pada akhir tahun ini, musimnya penghujan. Ada yang mengeluhkan karena mengganggu aktivitas, kuatir terserang penyakit karena air hujan, dan sebagainya.
Akan tetapi bagi seorang muslim, hujan merupakan rahmat Allah, bentuk kasih sayang Allah bagi makhluknya. Bahkan, di situasi tertentu, disunnahkan untuk memohon turunnya air hujan dengan shalat istisqo.
Syaikh Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang doa saat turunnya hujan. Beliau menjawab bahwa saat hujan turun, terdapat sunnah fi’liyah (amal perbuatan) dan sunnah qouliyah (perkataan/lisan).
Adapun sunnah fi’liyah adalah membuka sebagian pakaiannya agar badannya terkena air hujan sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu álaihi wa sallam dan bersabda: “hadiits ahdin birobbihi” (yang maksudnya, hujan merupakan rahmat Allah).
Adapun sunnah qouliyah dengan mengucapkan doa saat turun hujan: “Allahumma shaiban naafián.” (I’lam bil Musafirin bi ba’dhi Adab wa Ahkaamis Safar, hal. 111).
Terdapat beberapa riwayat terkait hujan-hujanan ini. Di antaranya yang terekam dalam Sunan Ibn Hibban, dengan riwayat shahih, dikisahkan para sahabat kehujanan dan saat itu bersama Rasulullah shallallahu álaihi wa sallam.
Rasulullah kemudian membuka sebagian pakaiannya agar terbasahi oleh air hujan. Para Sahabat bertanya: “Mengapa kau lakukan ini wahai Rasulullah?”Maka bersabda nabi shallallahu álaihi wa sallam: “sesungguhnya dia (hujan) hadiits ahdin birobbihi (yang maksudnya, hujan merupakan rahmat Allah).”
Maka tidak heran, Syaikh Utsaimin dalam sebuah potongan video yang sempat viral, membuka gutrah (penutup kepala) saat hujan turun. Saat itu beliau duduk menghadap murid-muridnya. Seketika beliau berdiri dan membuka gutrahnya saat hujan rintik-rintik mulai turun.[]