Dalam lintasan sejarahnya, Kerajaan Arab Saudi telah melakukan berbagai macam upaya memerdekakan Palestina; secara militer mengirim pasukan tentara ke medan perang melawan penjajah Yahudi, mengembargo minyak, memberikan bantuan pembangunan secara rutin ke Palestina, hingga menunjuk Duta Besar sebagai upaya mendirikan negara Palestina yang berdaulat dengan ibu kota Quds.
Akan tetapi manusia tidak akan pernah terpuaskan dan di antaranya tidak pernah ridha atas apa yang telah, sedang dan akan dilakukan Arab Saudi. Pendiri dan pemimpin serta Rakyat Arab Saudi sadar mereka sebagai “bilad mustahdaf” yang diserang dari Barat dan Timur, terang-terangan atau terselubung.
Jika kebaikannya tetap saja disalah-salahkan dengan berbagai macam dalih, apalagi keburukan atau kesalahan pasti akan diumbar dan dibesar-besarkan.
Maka benarlah perkataan Imam Sayfi’i rahimahullah:
وَعَيْنُ الرِّضَا عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةٌ * وَلَكِنَّ عَيْنَ السُّخْطِ تُبْدِي الْمَسَاوٍيَا
“Mata yang penuh keridaan akan buta terhadap kekurangan, akan tetapi mata yang penuh kebencian akan menampakkan segala keburukan.”
Hari Jum’at (3/11) pagi ini, satu hari setelah diluncurkan Kampnye Nasional Penggalaman Dana Bantuan untuk Palestina, telah terkumpul telah terkumpul 151,710,040 juta reyal dari 311,485 donatur.
Dana ini setelah kampanye nasional bantuan untuk palestina diluncurkan dengan tauladan raja salman dan putra mahkota muhmmad bin salman menyumbang 50 juta reyal.
Banyak warga secara pribadi, atas nama perusahaan atau badan amal, ikut menyumbang. Bukan hanya pangeran dan pengusaha atau orang kaya, juga tidak hanya warga Saudi saja, tetapi juga warga asing (ekspatriat) yang bermukim di Arab Saudi.
Beberapa perusahaan menyisihkan beberapa persen dari setiap hasil penjualannya disumbangkan untuk Palestina.
Maka, tidak heran Raja Adbullah rahimahullah pernah mengungkapkan kalimat yang sangat terkenal: “Setetes darah Palestina lebih berharga dari harta bumi seribu juta dolar untuk rekonstruksi Gaza.”