Meskipun kebenarannya adalah bahwa sebagian besar negara Arab memiliki sumber daya alam yang sangat besar, mereka tidak menciptakan apa pun dari sumber daya tersebut kecuali kemiskinan, keterbelakangan, dan korupsi.
Masalahnya bukan pada ketersediaan atau kurangnya sumber daya, melainkan, ini tentang siapa yang menjalankannya dan bagaimana ia dieksploitasi.
Ayo kita lihat sumber daya alam yang dimiliki negara-negara Arab di Timur Tengah dan Afrika.
Libya
Libya memiliki cadangan minyak terbesar di Afrika (48 miliar barel), dan pendapatan perkapitanya termasuk yang tertinggi di benua itu. Negara ini memproduksi lebih dari 1,5 juta barel perhari, yang cukup menjadikannya salah satu negara paling maju.
Namun, alih-alih membangun negara modern, pendapatannya tidak diinvestasikan untuk mendiversifikasi ekonomi.
Aljazair
Aljazair menempati peringkat ke-10 di dunia dalam cadangan gas alam (159 triliun kaki kubik) dan memiliki sumber daya minyak, mineral, dan uranium yang signifikan.
Selama 20 tahun, lebih dari $800 miliar minyak telah masuk ke brankasnya. Akan tetapi, ia tidak menginvestasikannya untuk membangun ekonomi produktif.
Sebaliknya, negara itu mengalami krisis ekonomi, pengangguran meningkat, dan migrasi ke Eropa meningkat.
Mesir
Mesir memiliki kekayaan alam yang tak tertandingi oleh negara Teluk mana pun: Sungai Nil, selain sumber daya gas alam yang melimpah, terutama ladang Zohr, dan cadangan fosfat yang besar.
Namun, meskipun memiliki sumber daya ini, air terbuang sia-sia karena salah urus, sampai-sampai Mesir kini terancam oleh kelangkaan air.
Sumber daya gas tidak dieksploitasi dengan benar, tetapi dijual ke Israel dengan harga rendah karena korupsi. Mesir masih bergantung pada bantuan dan pinjaman meskipun sumber dayanya luar biasa.
Tunisia
Tunisia memiliki salah satu cadangan fosfat terbesar di dunia, lahan pertanian yang subur, dan sektor pariwisata yang kuat.
Namun, fosfat, sumber daya utama, lumpuh akibat pemogokan, yang mengakibatkan kerugian miliaran dolar.
Industri manufaktur yang kuat belum dikembangkan untuk memanfaatkan sumber daya alam. Sektor pariwisata yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian, ambruk menyusul kerusuhan keamanan.
Libanon
Meskipun Libanon memiliki sumber daya air yang melimpah dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, selain kekayaan pertanian dan pariwisata, dan cadangan gas lepas pantai yang menjanjikan, negara ini terjerumus dalam krisis.
Sebabnya, karena korupsi yang parah telah menyebabkan negara tidak dapat menyediakan listrik dan air, hilangnya sumber daya air dan polusi tanpa investasi, dan gas yang ditemukan tidak dieksploitasi karena konflik politik.
Yaman
Yaman memiliki 4 miliar barel minyak dan 17 triliun kaki kubik gas, garis pantai yang kaya akan perikanan, dan beberapa lahan pertanian paling subur di Jazirah Arab.
Namun alih-alih memanfaatkannya: Pendapatan minyak terbuang sia-sia karena korupsi dan perang, air digunakan untuk menanam qath (semacam ganja), bukan tanaman pangan, infrastrukturnya runtuh meskipun sumber dayanya besar.
Negara Arab Teluk
Semua negara tersebut di atas memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun mereka belum mencapai pembangunan yang riil, malah menghambur-hamburkannya karena salah urus, korupsi, dan konflik.
Sebaliknya, negara-negara Arab Teluk tidak meninggalkan minyak sebagai satu-satunya sumber pendapatannya, tetapi menginvestasikannya untuk membangun kota-kota modern, mendiversifikasi ekonomi, mengembangkan pendidikan, dan mengubah negaranya menjadi pusat keuangan, pariwisata, dan industri.
Sumber daya alam tidak pernah menjadi penyebab keberhasilan atau kegagalan, melainkan mereka yang mengelolanya yang menentukan nasibnya.
Berikanlah kekayaan kepada mereka yang menggunakannya dengan baik, dan mereka akan membangun peradaban dengannya. Berikan kepada pecundang, dan itu akan berubah menjadi kutukan yang menghancurkan mereka.
Bagaimana dengan sumber daya alam Indonesia dan pengelolaannya?![]