Para ulama menjelaskan hendaknya orang yang ziarah atau mengunjungi kota Madinah Al Munawarah tidak meningalkan kota madinah kecuali telah berziarah ke 6 tempat, yaitu:
MASJID NABAWI
Di mana shalat di masjid Nabawi mendapatkan Pahala 1000 x Lipat. Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ
“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173.)
RAUDHAH
Dari Abu Hurairah, ia berkata dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَيْنَ بَيْتِى وَمِنْبَرِى رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ
“Antara rumahku dan mimbarku adalah di antara taman surga.” (HR. Bukhari no. 1196 dan Muslim no. 1391).
Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah beliau menjelaskan: “Makna hadits ini menyatakan bahwa area tersebut (raudhah) memiliki kemuliaan dan keutamaan. Barangsiapa yang shalat di sana seakan-akan ia telah duduk di taman dari taman-taman surga.
Sehingga menjadikan shalat yang dilakukan di sana berpahala banyak. Sebagaimana juga shalat di bagian masjid Nabawi yang lain dilipat-gandakan pahalanya 1000 kali dari shalat di masjid lain kecuali Masjidil Haram.”
Dari Yazid bin Abi ‘Ubaid, ia berkata, “Aku datang bersama Salamah bin Al Akwa’, lalu aku shalat Roudhoh Syarif. Aku berkata: Wahai Abu Muslim, mengapa engkau sengaja shalat di Roudhoh. Ia lantas menjawab, “Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersengaja shalat di Roudhoh” (HR. Bukhari no. 502 dan Muslim no. 509
MAKAM NABI
Sebagai seorang muslim maka sudah sepantas dan sewajarnya berziarah ke makam Rasulullah dan 2 sahabatnya (Abu Bakar & Umar) dan mengucapkan salam kepada beliau:
Dalam hadits yang shahih Rasulullah bersabda,
مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ
“Tidaklah seseorang mengucapkan salam kepadaku kecuali Allah mengembalikan ruhku kepadaku sehingga aku membalas salamnya.” [HR. Abu Dawud dalam Al-Manasik (2041), Ahmad (2/527)].
Namun tidak boleh ghuluw dan berlebih-lebihan ketika ziarah di makam beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا ، وَلَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا ، وَصَلُّوا عَلَيَّ ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ
“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat Ied ( sesuatu yang dikujungi berulang-ulang secara rutin). Bershalawatlah kalian kepadaku, karena sesungguhnya shalawat kalian disampaikan kepadaku di mana pun kalian berada.” ( HR. Abu Dawud dalam Al-Manasik (2042), Ahmad (2/367).
KUBURAN BAQI
Pemakaman Baqi’ atau yang dikenal dengan sebutan Jannatul Baqi’ adalah bagian bumi yang Allah ﷻ perintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk dijadikan pekuburan kaum muslimin di Madinah.
Dalam sebuah hadits dari Abu Rafi’ radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرتاد لأصحابه مقبرة يدفنون فيها الأموات، وطلب نواحي المدينة وأطرافها، وقال: (أمرت بهذا الموضع) يعني البقيع، فكان أمر الله عز وجل لرسوله صلى الله عليه وسلم باتخاذ البقيع مقبرة للمسلمين أكبر فضل له وقد تعهدها الرسول الكريم بالزيارة
Rasulullah ﷺ meminta kepada para sahabatnya sebuah pekuburan untuk memakamkan orang yang telah meninggal. Beliau meminta sebuah tepat di pinggir Kota Madinah. Beliau bersabda, ‘Aku diperintahkan memilih tempat ini’. Yaitu Baqi’. Allah ﷻ memerintahkan Rasulullah ﷺ untuk menjadikan Baqi’ sebagai pekuburan kaum muslimin. Dan termasuk di antara keutamaan Baqi’ adalah Rasulullah berjanji untuk menziarahinya.
Lebih dari 10.000 sahabat nabi serta Istri dan putra putri nabi di makamkan di kuburan ini. Jenazah pertama yang dimakamkan di pemakaman ini adalah seorang sahabat Anhsar bernama Asa’ad bin Zararah, sedangkan dari kelompok Muhajirin pertama adalah Utsman Mahzun.
Sahabat Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dan para isteri Nabi, yaitu; Aisyah., Ummu Salamah, Juwairiyah, Zainab, Hafsah binti Umar bin Khattab dan Mariyah Al-Qibtiyah, putera-puteri Rasulullah, di antaranya lbrahim, Fatimah, Zainab, dan Ummu Kulsum.
Juga Ruqayyah, Halimatus-Sa’diyah (ibu susu Rasulullah ﷺ) dimakamkan di sini.
Imam Malik, pendiri Mazhab Maliki yang juga merupakan guru dari Muhammad bin Idris pendiri Madzhab Syafi’i juga dimakamkan di Baqi’.
Adapaun keutamaan bagi diantaranya disebutkan dalam hadis dari Ibnu Umar yang bunyinya:
أَنَا أَوَّلُ مَنْ تُنْشَقُ عَنْهُ الأرْضُ ثُمَّ أَبُوْ بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرُ فَنُحْشَرُ فَنَذْهَبُ إِلَى الْبَقِيْعِ فَيُحْشَرُوْنَ مَعِى، ثُمَّ أَنْتَظِرُ أَهْلَ مَكَّةَ فَيُحْشَرُوْنَ مَعِى وَنُبْعَثُ بَيْنَ الْحَرَمَيْنِ. رواه أحمد والترمذي
“Aku adalah orang pertama yang akan dikeluarkan dari bumi, kemudian Abu Bakar dan Umar. Kemudian kami dibangkitkan dan kami pergi menuju Baqi’, lalu mereka semua dibangkitkan bersamaku. Setelah itu aku menunggu penduduk Mekkah, dan mereka semua dibangkitkan bersamaku. Mereka semua berkumpul memenuhi antara dua Tanah Haram.” (Mekkah dan Madinah). (H.R Ahmad dan Tirmidzi)
MASJID QUBA
Keutamaan shalat di masjid quba mendapatkan pahala umrah. Dari Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءٍ فَصَلَّى فِيهِ صَلاَةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ
“Siapa yang bersuci di rumahnya, lalu ia mendatangi masjid Quba’, lantas ia melaksanakan shalat di dalamnya, maka pahalanya seperti pahala umrah.” (HR. Ibnu Majah, no. 1412, An-Nasai, no. 700. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dari ‘Abdullah bin Dinar, ia mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَأْتِى قُبَاءً رَاكِبًا وَمَاشِيًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendatangi Masjid Quba’ sambil memakai kendaraan, dan (kadang) berjalan kaki.” (HR. Bukhari, no. 1194 dan Muslim, no. 1399)
MAKAM SYUHADA UHUD
Di uhud ini terdapat 70 sahabat nabi yang dikuburkan di sini, di antaranya paman beliau Hamzah bin Abdul Muthalib, Mus’ab bin Umair, Abdullah Bin Jahsy, Stamas bin Ustman radhiyallahu anhum ajma’an dan lain-lain.
Disunnahkan pula bagi peziarah kubur Baqi dan Syuhada Uhud atau kuburan kaum muslimin lainnya untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal. Berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada para sahabat pada saat hendak masuk ke pemakaman, yaitu mengucapkan:
السلام عليكم أهل الديار من المؤمنين والمسلمين, وإنا إن شاء الله بكم للاحقون؛ أسأل الله لنا ولكم العافية
“Semoga keselamatan atas kalian wahai para penghuni kubur yang mukmin dan muslim. Kami insyaa Allah akan menyusul kalian. Saya memohon ‘afiyah (keselamatan) kepada Allah untuk kami dan kalian.” (HR. Muslim no. 2257).
Dan satu lagi:
MELAKUKAN BERBAGAI KEBAIKAN DI KOTA NABI
Terlebih menuntut ilmu di majlisnya para ulama. Bagi jemaah haji dan umrah yang mampu berbahasa Arab, bisa menuntut ilmu di majlis para ulama, semisal Syeikh Abdur Razaq al Badr, Syaikh Anis Thahir hafidzahumullahu jami’an.
Adapun bagi yang belum bisa bahasa Arab, bisa hadir di majlisnya Ust DR. Ariful Bahri di dekat pintu 19 setelah shalat Maghrib.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ جَاءَ مَسْجِدِي هَذَا، لَمْ يَأْتِهِ إِلاَّ لِخَيْرٍ يَتَعَلَّمُهُ أَوْ يُعَلِّمُهُ، فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ. وَمَنْ جَاءَ لِغَيْرِ ذَلِكَ، فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الرَّجُلِ يَنْظُرُ إِلَى مَتَاعِ غَيْرِهِ
“Barangsiapa mendatangi masjidku ini, ia tidak datang kecuali untuk kebaikan yang ingin dia pelajari atau diaajarkan, maka kedudukannya seperti mujahid di jalan Allâh. Dan barangsiapa datang untuk selain itu, maka ia laksana orang yang hanya memandang barang orang lain.” [HR. Ibnu Majah no. 227, dihukumi shahih oleh al-Albani].
Masjid Nabawi, Badha subuh 16 Agust 2023.
*) Dari akun FB Ust. Sulaiman Abu Syeikha dengan perubahan seperlunya.