Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menekankan pentingnya ‘pra-aksi’ untuk menghadapi situasi ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar minyak.
Dia menekankan bahwa OPEC Plus akan tetap menjadi kekuatan fundamental bagi stabilitas ekonomi global, dengan mengatakan “Arab Saudi akan terus membuat komitmen yang diperlukan untuk meningkatkan ekonomi global,” katanya.
Pernyataan disampaikan tersebut menyusul pengumuman naggota OPEC+ untuk memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari (bph) pada akhir pertemuan mereka.
Pertemuan Menteri OPEC dan non-OPEC ke-33 tersebut berakhir di Wina pada hari Rabu (5/10), memutuskan bahwa pengurangan produksi mulai berlaku pada bulan November.
OPEC Plus menyetujui pengurangan produksi terbesar mereka dalam lebih dari dua tahun sebagai upaya untuk menyeimbangkan dampak krisis ekonomi di Eropa. Pemotongan 2 juta barel perhari sama dengan dua persen dari produksi minyak global.
Menurut kesepakatan tersebut, bagian produksi Arab Saudi akan turun menjadi 10,48 juta barel perhari pada November.
Pertemuan Wina juga memutuskan untuk memperpanjang “deklarasi kerja sama” hingga akhir tahun 2023, dengan ketentuan pertemuan tingkat menteri akan diadakan setiap enam bulan.
Pangeran Abdulaziz menekankan bahwa “apa yang kami lakukan sangat penting bagi semua eksportir minyak, bahkan di luar OPEC Plus, yang akan tetap menjadi kekuatan utama bagi stabilitas ekonomi global.”
Menteri Energi Saudi mencatat bahwa “jumlah ketidakpastian yang kita alami saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Situasi saat ini menyulitkan konsumen besar untuk beralih ke pasar kertas.”
Mengenai dampak keputusan bank sentral terhadap permintaan, Pangeran Abdulaziz mengatakan: “Kami tidak tahu implikasi kebijakan anti-inflasi pada permintaan global.”
Abdulaziz juga mengingatkan atas perlunya kewaspadaan, dengan mengatakan, “kita harus berhati-hati dan tetap jujur tentang kemampuan kita untuk memprediksi masa depan.”[]
Sumber: SG dengan perubahan