Kolonel Turki Al-Malki, juru bicara Koalisi Arab untuk mengembalikan legitimasi pemerintah Yaman, mengatakan bahwa laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini bersumber dari informasi yang salah.
Dalam Konferensi Pers di Riyadh pada hari Senin (2/7), Al-Maliki menekankan penolakan koalisi terhadap laporan yang dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang berisi beberapa data palsu dan informasi tentang anak-anak yang kehilangan nyawa mereka dalam konflik bersenjata di Yaman.
“Laporan tersebut berisi informasi palsu dan tidak berdasar yang berasal dari organisasi lokal yang didukung oleh mantan presiden Yaman terdahulu. Organisasi tersebut memberikan informasi yang salah kepada staf PBB,” kata Al-Malki, menekankan bahwa klaim semacam itu tidak didukung oleh gambar, tempat atau waktu yang akurat.
Al-Maliki mengungkapkan bahwa laporan Komisi Penyelidikan Nasional terbarunya tentang pelanggaran hak asasi manusia, disebutkan ada lebih dari 100 kasus anak-anak yang kehilangan nyawa di medan perang. Padahal, milisi Houtsi telah memindahkan mereka ke ibukota Sanaa dan mengeluarkan sertifikat kematian palsu atas nama anak-anak tersebut.
Hal ini dikuatkan bahwa angka-angka dalam laporan tersebut saling bertentangan. Laporan juga menunjukkan bahwa ada beberapa kasus lain terkait anak-anak, sementara mereka pada usia 12 tahun direkrut oleh Houtsi sebagai pasukannya.
Sebagai langkah menolak kebenaran laporan tersebut, Al-Maliki mengatakan bahwa koalisi memiliki data yang dapat diandalkan yang belum diterima oleh PBB. Bahkan dala laporannya tersebut, dapat memberikan bukti di antaranya adalah perekrutan anak-anak usia 8 tahun oleh milisi Houtsi.
Al-Maliki meminta Houtsi bertanggung jawab atas anak-anak yang kehilangan nyawa karena merekrut dan mengirim mereka ke medan perang. SG