Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan
promo: Umrah Ramadan

Karena Gelombang Dingin di Arab Saudi: Jam Sekolah Diundur dan Ini Baju Khas Pelindung Cuaca Dingin

Karena Gelombang Dingin di Arab Saudi: Jam Sekolah Diundur dan Ini Baju Khas Pelindung Cuaca Dingin

Administrasi Umum Pendidikan di wilayah Al-Jouf mengumumkan penerapan jam musim dingin di sekolah-sekolah di wilayah tersebut, mulai Ahad (16/12) besok.

Perubahan jam antri siswa di sekolah umum ditetapkan mulai pukul 08.15 dan jam pelajaran pertama pada pukul 08.30 pagi.

Hal serupa juga terjadi di Provinsi Hail, Kementerian Pendidikan setempat mengumumkan penangguhan kegiatan baris pagi sebelum masuk kelas di sekolah putri, dimulai pada pukul 7:45 dan di sekolah putra pada pukul 8:00 pagi.

Umrah Mandiri
Promo

Sementara Departemen Pendidikan Qurayyat harus menunda dimulainya kelas pertama menjadi pukul 09.00 hingga Selasa depan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan siswa-siswi serta para guru, mengingat perubahan suhu yang dialami wilayah tersebut, menurut laporan Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi.

Musim dingin memang merubah kebiasaan warga Arab Saudi, terutama di wilayah yang berdampak, seperti di beberapa wilayah di atas.

Warganya pun merubah gaya berpakaian mereka, yang biasanya mengenakan tsaub warna putih, kini diganti dengan yang berwarna. Warna kain, dipercaya dapat mempengaruhi menahan suhu udara dingin badan penggunanya.

Salah satu item yang sangat populer di lemari pakaian musim dingin Saudi adalah mantel tradisional Badui yang dikenal sebagai “farwa.” Farwa dikenal selama ratusan tahun telah membuat orang-orang yang wilayah dingin Arab Saudi tetap hangat selama malam musim dingin yang panjang dan keras di gurun yang dingin dan tak kenal ampun.

Mantel panjang dan longgar ini, terbuat dari bahan yang tebal dan nyaman, sangat umum di bagian utara dan tengah Jazirah Arab, di mana suhu dapat turun sangat rendah. Lapisannya biasanya terbuat dari kulit domba atau bulu dan potongannya mirip dengan jubah tradisional Arab yang dikenal sebagai “bisht.”

Dahulu kala, farwa adalah pakaian untuk pria, yang dikenakan oleh anggota suku dan bangsawan, tetapi gaya, potongan, dan lapisan bulunya bervariasi tergantung pada kelas dan status sosial.

Saat ini, mantel ini dikenakan oleh pria dan wanita dan dianggap oleh banyak orang sebagai bagian penting dari lemari pakaian mereka. Di era modern, farwa juga menjadi barang mode di kalangan sebagian warga Saudi sebagai bagian dari pakaian musim dingin yang kreatif. Hasilnya, farwa kini dapat ditemukan dalam berbagai desain modern dan warna-warna cerah, terkadang dihiasi dengan pola dan sulaman tradisional.

“Farwa adalah cara kami melestarikan identitas budaya kami, sekaligus menawarkan kepada orang-orang sesuatu yang baru dan menarik, sesuatu yang dapat mereka coba-coba dengan memadupadankan berbagai jenis pakaian dan aksesori,” kata Manal Al-Harbi, seorang pengusaha Saudi dan pemilik Gabba, sebuah butik di Riyadh.

Umrah Anti Mainstream
Promo

Ia mengatakan bahwa farwa yang dijual di tokonya semuanya buatan tangan dan sebagian besar yang ada di pasaran saat ini terbuat dari bahan sintetis. Harga rata-ratanya sekitar $370, tambahnya, tetapi ada yagn dijual dengan harga fantastis hingga $2.600.

Tetapi jangan kuatir, ada jenis farwa di pasar tradisional yang harganya cukup terjangkau di bawah 100 reyal. Semua tergantung jenis bahan dan di mana dijualnya.

“Itu tergantung pada bahan yang Anda gunakan,” kata Al-Harbi. “Bulu asli yang bersumber dari hewan akan jauh lebih mahal, karena proses dari bahan mentah hingga produk akhir memakan waktu lama, padat karya, dan sangat mahal.”[]

Sumber: Okaz & SN