Jika Anda membutuhkan bukti tentang seberapa cepat hubungan ekonomi antara Cina dan Arab Saudi berkembang, lihat saja dua peristiwa yang terjadi bulan lalu.

Yang pertama adalah Konferensi Bisnis Cina-Arab di Riyadh. Di mana lebih dari 30 kesepakatan dicapai selama pertemuan.

Yang kedua adalah acara Forum Ekonomi Dunia yang diadakan pekan lalu di kota Tianjin Cina, yang dikenal sebagai “Davos Musim Panas.”

Promo

Tingkat kepentingan yang ditempatkan oleh Arab Saudi untuk acara tersebut tercermin dari jumlah orang penting dan pejabat tingkat tinggi yang hadir dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Arab Saudi mengirimkan 24 delegasi dari pejabat, di antaranya Menteri Ekonomi dan Perencanaan dan Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi.

Meskipun tidak ada kesepakatan besar yang diumumkan, jelas bahwa kedua negara ingin menggunakan acara tersebut untuk mengeksplorasi kerjasama ekonomi yang mendalam.

Selama beberapa dekade, hubungan ekonomi antara Saudi-China telah berfokus pada ekspor minyak mentah minyak dari Arab Saudi untuk Cina.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, hubungan ini telah berkembang dengan keragaman yang cepat, mencerminkan keinginan kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi di luar fokus tradisional pada sumber daya energi.

Sementara itu, Arab Saudi juga digadang-gadang bergabung dengan kelompok kekuatan baru dunia, BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa.

Majalah “Modern Diplomacy” mengulas bahwa partisipasi Arab Saudi ke keanggotaan BRICS akan memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi kawasan dan dunia secara keseluruhan

Media tersebut menambahkan, kika Arab Saudi bergabung dengan kelompok ini, makan akan memiliki kesempatan untuk mendiversifikasi hubungan dagangnya, di luar mitra tradisionalnya di Barat, yang berarti pasar baru dan peningkatan stabilitas ekonomi.

Sebagai pengekspor minyak terbesar dunia, aliansi Arab Saudi dengan negara-negara BRICS akan membentuk kembali geopolitik energi dan menyamai pasar minyak Barat.[]

Promo