Ketua Perhimpunan Astronomi Jeddah, Ir. Majid Abu Zahira, menyatakan bahwa pada hari Jumat, 13 Syawal 1441 (5 Juni 2020), langit Arab Saudi dan dunia Arab akan menampakkan gerhana bulan kedua kalinya dari empat kali yang terjadi tahun ini. Gerhana ini merupakan semi-bayangan, akan berlangsung 3 jam 18 menit.
Abu Zahira menjelaskan bahwa gerhana semi-bayangan terjadi ketika bulan bergerak melalui bagian luar yang pudar dari bayangan bumi yang disebut semi-bayangan.
Selama gerhana seperti ini, cahaya bulan akan sedikit berkurang, tetapi secara keseluruhan akan tetap bercahaya, berasal sinar matahari selama gerhana.
Gerhana ini terjadi setelah dua hari bulan di posisi terendah, titik terdekat dalam orbitnya dari Bumi, ukurannya akan tampak 3,3% lebih besar dari rata-rata.
Dia menambahkan bahwa tahap gerhana akan terjadi pada waktu yang sama di semua wilayah Arab Saudi, yaitu pada pukul 08:45 malam (5:45 GMT).
Tidak ada perubahan yang dapat diamati, karena bulan akan terlihat seperti biasanya. Kemudian menjadi bulan purnama pada jam 10:12 malam (07:12 GMT). Ini merupakan bulan purnama terakhir saat musim semi sebelum memasuki musim panas.
Gerhana bulan akan mencapai puncak maksimumnya pada jam 10:25 (19:25 GMT). Pada saat itu 57% dari lingkaran bulan akan terletak di semi-bayangan bumi.
Penampakan tersebut lebih kecil dibandingkan dari gerhana semi-bayangan pada pertengahan Jumada Ula (10 Januari) lalu, sebesar 90%.
Selama tahap tersebut, bulan akan tetap menyala sepenuhnya dan tidak ada perubahan yang dapat diamati, diikuti oleh keluarnya bulan dari wilayah bayangan bumi pada pukul 12:04 tengah malam (21:04 GMT), sebagai akhir gerhana.
Dua minggu setelah gerhana bulan semi bayangan ini, akan terjadi gerhana matahari pada pagi hari tanggal 29 Syawal (21 Juni) di langit Arab Saudi dan beberapa negara Arab lainnya. arb