Beberapa pihak tidak memahami pentingnya mengurung diri di rumah selama pandemi virus corona ini. Sebagai contoh di Arab Saudi, ada perubahan signifikan terhadap jumlah kasus yang terinfeksi selama peraturan tersebut dijalankan.

Sejak diberlakukan jam malam (curfew), terjadi penurunan kasus infeksi virus corona. berikut datanya:

• Hari 1: 205 kasus.
• Hari 2: 133 kasus.
• Hari 3: 112 kasus.
• Hari 4: 92 kasus

Sampai hari Jum’at (27/3), total terinfeksi sebanyak 1104 orang dengan total sembuh sebanyak 35 orang dan meninggal 3 orang.

Pengetatan curfew di Arab Saudi dilakukan secara bertahap. Pada awalnya, hanya diberlakukan di seluruh wilayah mulai jam 7.00 malam hingga 6.00 pagi.

Di hari ketiga, pemerintah Saudi mulai meberlakukan pembatasan lebih dini mulai jam 03.00 sore hingga jam 06.00 pagi untuk tiga kota; Riyadh, Madinah al-Munawwarah, dan Makkah al-Mukarramah.

Pada waktu yang sama, mulai diterapkan larangan semua warga berpergian keluar kota, masuk dan keluar satu kota ke kota lainnya.

Pada hari Sabtu (28/3), 5 distrik di kota Madinah Munawwarah diberlakukan lockdown 24 jam penuh. Artinya, penduduk di lima distrik tersebut dilarang keluar wilayahnya sehari penuh.

Pemerintah kota Madinah memiliki alasan mengapa harus dilakukan demikian. Terutama daerah yang tergolong “zona merah” sebagaimana kota Qatif, Provinsi Wilayah Timur Arab Saudi, yang telah diblokir sejak awal mula kasus corona di Arab Saudi.

Dengan dukungan semua aparat pemerintahan yang tegas, sanksi yang berat, serta kepatuhan masyarakat, dampaknya cukup signifikan, sebagaimana data di atas.

Saat kota-kota sepi dari warga, pemerintah Arab Saudi melakukan pembersihan, sterilisasi, di berbagai sudut jalanan. Berikut beberapa foto yang dilakukan pemerintah Arab Saudi di jalan dan sudut kota selama lockdown dan curfew.

• 

• 

• 

شاهد.. عمل مهم تقوم به أمانة #نجران في شوارع وطرق المنطقة خلال فترة #منع_التجول

عبر:@2266Mariam pic.twitter.com/YD8kZhpkKN

— العربية السعودية (@AlArabiya_KSA) March 25, 2020