MaaSyaa Allah, pada tahun ini kurang lebih 9.000 pelajar Indonesia yang mendaftar ke kampus Universitas Islam Madinah (UIM), sementara yang diterima kurang lebih 250 orang saja.

Adapun mereka yang diumumkan diterima berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dan beraneka ragam. Ada yang lulusan pesantren, juga lulusan sekolah umum. Ada yang sudah hafidz Qur’an 30 Juz juga ada yang hanya hafal 1 Juz.

Ada yang nilai ijazahnya 90-100, juga ada yang nilainya hanya 70-80. Ada yang bahasa Arabnya sudah fasih, juga ada yang masih terbata-bata.

Ada yang sudah selesai S1nya di Indonesia, bahkan S2, juga ada yg baru tamat SMA langsung diterima di sini. Dari Sabang sampai Merauke semuanya ada di sini.

“Jangan pernah merasa gagal sebelum engkau mencoba, semua orang berkesempatan untuk mencoba dan menjadi pemenangnya.”

Hal serupa yang dialami oleh sebagian orang yang MENGIRA bahwa untuk kuliah di UIM harus yang sudah Hafidz Qur’an, jago bahasa Arab, nilai tinggi dan lainnya.

Ternyata itu semua tidak menjamin untuk diterima di sini, justru banyak yg hanya bermodalkan sekian juz hafalannya, bahasa Arab dasarnya saja, dan nilainya yang di bawah standar.

Dan Allah punya rencana lain, ternyata di sinilah tempat untuk menjadi Hafidz Qur’an dengan mengikuti halaqah Qur’an di kampus ataupun Masjid Nabawi.

Di sinilah tempat untuk belajar Bahasa Arab langsung dengan lingkungan yang sangat mendukung dan di sinilah tempat yang sangat mudah untuk mendapatkan ilmu baik itu di dalam kampus ataupun kajian Masyaikh di Masjid Nabawi.

Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menuntut ilmu agama dan kembali dengan membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk umat.

Madinah, 11 Jumadil Awwal 1444H/ 05 Desember 2022

Sumber: FB Asril Suwandi, https://www.facebook.com/asril.suwandi.35?mibextid=ZbWKwL dengan perubahan seperlunya.