Meskipun secara organisasi terlarang telah dibubarkan dan dilarang berdiri, tetapi ide pemikiran ideologinya tidak akan pernah mati. Di negeri kita biasa disebut seperti “PKI Gaya Baru” atau neoPKI.
Gerakannya sangat halus, mengiflitrasi ke berbagai lini, bukan hanya organisai masyarakat tetapi juga ke struktur pemerintahan. Penyusupan ini ditengarai terus terjadi hingga umat Islam di Indonesia kerap mudah diadu domba, terprovokasi.
Di dunia Arab, hal serupa juga terjadi. Aktornya kaum majusi-syiah yang mahir memainkan konspirasi, menggunakan proxy utk menyerang bangsa Arab dan umat Islam.
Kejadian kemarin di Muktamar GCC-Amerika salah satu bukti nyata yang membuat malu Emir Kuwait. Kalau saja tidak dikoreksi Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, niscaya pengaruh opini publik akan lebih luas.
Dimulai pada tanggal 6 Mei 2025, Kesultanan Oman mengeluarkan pernyataan yang menyambut baik perjanjian gencatan senjata AS-Houtsi. Milisi teroris Houtsi Persia digambarkan sebagai otoritas yang berwenang di Republik Yaman!
Dalam pemalsuan kebenaran yang mencolok
Kemudian keluarlah pernyataan Qatar dengan kata-kata yang sama dan keterangan yang salah sebagaimana pernyataan Kesultanan tersebut. Sepakat untuk mendukung milisi Houthi yang melaksanakan proyek Persia di Yaman dan kawasan.
Dan goncangan itu terjadi kemudian…
Ketika kita melihat bahwa Kementerian Luar Negeri Negara Kuwait mengeluarkan pernyataan dengan kata-kata dan deskripsi yang sama.


Houtsi dan orang-orang Oman mencoba memengaruhi agar kita menyerang Kuwait atas pernyataan ini. Mereka ingin kita menyerangnya dengan cara apa pun. Tetapi kita tidak melakukannya karena kita tahu itu adalah kesalahan yang tidak disengaja.
Lalu datanglah bencana besar yang mempermalukan Emir Kuwait di Pertemuan Puncak Teluk-AS di Riyadh
Ketika menyampaikan pidatonya, dan dengan kata-kata dan deskripsi yang sama, Emir Kuwait menyebutkan milisi Houtsi sebagai otoritas yang berwenang di Republik Yaman!
Persis seperti kalimat yang sama dari Kesultanan Oman, bukan dari Kuwait. Apalagi wakil Kesultanan Oman dalam pidatonya menyebut Houtsi sebagai orang Yaman, yang menantang semua orang.
Pidato Emir Kuwait sangat mengejutkan semua orang
Dan beruntunglah, Pangeran Muhammad bin Salman mengingatkan kekeliruan tersebut kepada Emir Kuwait, agar perkara ini tidak berkepanjangan.
Emir Kuwait mengoreksi pernyataannya dan mengklarifikasi bahwa sebenarnya Houtsi sebagai otoritas yang tidak sah di Yaman. Hal ini penting, karena berdampak besar pada opini publik lokal, regional, dan internasional. Pernyataan yang keliru tersebut juga kemudian dihapus secara permanen dari akun Kementerian Luar Negeri Kuwait.
Bencana terbesar… Saudara kita di Kuwait
Ada pihak-pihak yang mengutak-atik Kuwait, tidak hanya di tingkat Kementerian Luar Negeri, tetapi bahkan di tingkat kantor Emir Kuwait.
Pidato Emir Kuwait tersebut dimaksudkan sama dengan pernyataan Kesultanan Oman dan Qatar. Ini adalah bencana dan sangat berbahaya. Hal ini tidak boleh diabaikan. Kontrol, akuntabilitas dan hukuman, merupakan hal yang wajib ditegakkan.
Berdiam diri mengenai hal ini akan membuat kejadian setelahnya menjadi lebih berbahaya. Agar diketahui siapa yang ada di balik ini?!
Semoga Allah melindungi Kuwait dari para penyusup yang berkonspirasi ini.
*) Dikutip dari tulisan Mohammed Al-Masouri, pengacara Yaman, dengan tambahan dan perubahan seperlunya