Stasiun Televisi 24 Prancis mewawancari Salman Al-Ashari, pendiri The Saudi American Public Relation Affairs Committee, melalui video call membicangkan posisi Arab Saudi atas konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Sebelum menjawab tuntas semua pertanyaan pembawa acara, Salman dicecar terhadap kemungkinan Arab Saudi akan bersama Amerika Serikat melawan Rusia.
Hal tersebut ditolak dengan berbagai alasan dan bukti bahwa sikap Arab Saudi selama ini terhadap krisis berbagai negara dunia memiliki posisi yang jelas.
Arab Saudi, menurut Salman, memiliki sikap yang mengakar dan konsisten, selalu mengedepankan dialog dan mendahulukan pintu diplomasi untuk menyelesaikan segala konflik.
Sempat dicecar pertanyaan yang memancing oleh host acara, seperti Arab Saudi di era 80-an membantu Amerika menahan harga minyak dunia jatuh sehingga menjadi salah satu penyebab Uni Soviet runtuh.
Salman mengingatkan juga bahwa 2 tahun yang lalu, Arab Saudi juga “berperang” melawan kebijakan minyak Rusia yang tidak mau menyepakati kesepakatan OPEC+.
“Arab Saudi tidak menginginkan menggunakan produksi minyaknya sebagai taktik militer, tetapi memastikan seluruh anggota OPEC yang mengikuti konferensi, tetap membuat pasar minyak dunia stabil. Saudi mampu mengambil langkah serius karena sebagai bank pusat energi dunia,” papar Salman.
“Salman Al-Anshari, pertanyaan terakhir untukmu, akhir-akhir ini hubungan membaik antara Arab Saudi dan Rusia, seperti kerjasama kuat antara Moskow dan Riyadh di bawah OPEC+, di saat ini yang mana Rusia telah menyerang Ukraina, bagaimana Saudi bersikap? Apakah invasi Rusia atas Ukraina akan menjadi titik pemisah dan perpecahanantara Saudi dan Moskow atau tidak?” Tanya host.
Simak jawabannya di video berikut ini: