Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop
promo: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop

Liga Arab Menuntut Penyelidikan Atas “Kejahatan Terang-Terangan” Israel Terhadap Warga Palestina

Liga Arab Menuntut Penyelidikan Atas “Kejahatan Terang-Terangan” Israel Terhadap Warga Palestina

Liga Arab menyerukan penyelidikan atas “kejahatan” pasukan Israel, menyusul kematian puluhan demonstran di perbatasan Gaza, bersama dengan penegasan kembali Menteri Luar Negeri Arab Saudi, atas dukungan negaranya untuk hak-hak Palestina.

Pada hari kekerasan paling mematikan di Gaza sejak akhir konflik 2014, pasukan Israel pada hari Senin (14/5) menewaskan sekitar 60 warga Palestina yang memprotes pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, berbicara pada pertemuan luar biasa para menteri luar negeri Arab di Kairo, menuntut penyelidikan independen terhadap kekerasan itu.

Promo

“Kami menyerukan penyelidikan internasional yang kredibel mengenai kejahatan yang dilakukan oleh Israel,” katanya.

“Kami menghadapi keadaan agresi yang terang-terangan terhadap hukum internasional dan legitimasi, yang diwujudkan oleh pemindahan kedutaan AS di negara yang dijajah ke Yerusalem.”

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, mengatakan bahwa Arab Saudi tidak akan ragu untuk mendukung perjuangan Palestina untuk mendapatkan hak mereka yang sah.

Dalam pidato pembukaannya di Liga Arab, Al-Jubeir mengatakan Saudi menyesalkan keputusan pemerintah AS yang memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, langkah ini yang menunjukkan “pengaburan yang signifikan terhadap hak-hak historis dan permanen rakyat Palestina di kota tersebut.”

“Masalah Palestina adalah masalah pertama kami dan akan tetap demikian sampai rakyat Palestina mendapatkan semua hak mereka yang sah, yang terpenting adalah pembentukan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” kata Al-Jubeir.

Al-Jubeir mengatakan bahwa Saudi mengutuk penargetan warga sipil Palestina oleh pasukan pendudukan Israel dan mendesak komunitas internasional untuk “memikul tanggung jawabnya menghentikan kekerasan dan melindungi rakyat Palestina,” tegasnya. “Arab Saudi menolak pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem,” tambahnya.

Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al-Maliki, pada hari Kamis (17/5) menyarankan negara-negara Arab untuk menarik duta besar mereka dari AS sebagai tanggapan terhadap Washington yang memindahkan kedutaan besarnya ke Yerussalem.

“Tidak ada bahaya bagi negara-negara Arab secara bersama memanggil duta besar mereka di Washington untuk konsultasi,” kata Al-Maliki dalam pernyataan di televisi yang ditujukan kepada Liga Arab.

Sebelumnya, puluhan ribu demonstran berkumpul di sepanjang perbatasan Gaza dengan Israel sejak 30 Maret, menyerukan agar para pengungsi Palestina dapat kembali ke rumah mereka yang saat ini masuk dalam bagian Israel.

Promo

Sejak protes dimulai, pasukan Israel telah telah menewaskan sekitar 116 warga Palestina dan satu tentara Israel dilaporkan terluka.

Korban yang jatuh hingga 60 pemrotes meninggal pada hari Senin (14/5) menimbulkan berbagai pandangan di Gaza. Sementara kemarahan meluas di Israel, kekecewaan juga ditujukan terhadap Hamas, faksi politik yang paling dominan di jalur tersebut.

Ghada Al-Serhi, seorang ibu dari dua anak berusia 39 tahun, mengatakan kepada Arab News bahwa dia telah mengambil bagian dalam demonstrasi mingguan dengan suami dan saudara laki-lakinya.

“Setiap orang di bawah pendudukan harus menderita sampai pembebasan tercapai,” katanya. “Ya, ada banyak korban, tetapi haruskah kita terus hidup di bawah penindasan, dalam situasi yang tidak memenuhi standar minimum untuk kehidupan yang bermakna? Israel adalah penjajah. Kita harus menghadapi mereka.”

Namun, Mohammed Al-Riyashi, 25 tahun, mengatakan dia tidak mendukung protes karena aksi tersebut merupakan “cara mudah bagi Israel untuk membunuh para pemuda.”

Al-Riyashi mengatakan kepada Arab News, “Kami tidak membutuhkan lebih banyak orang yang terluka dan cacat. Kita membutuhkan seseorang yang akan menyelamatkan kita dari situasi tragis di mana kita hidup – dari kondisi sulit di mana kita hidup – bukan seseorang yang akan membuat kehidupan menjadi lebih sulit dan kejam.” arbn