Liga Negara Arab mengadakan pertemuan mendadak hari ini (1/2) di Kairo, Mesir. Pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri tersebut merespon perdamaian Timur Tengah yang diusulkan Presiden AS, Donald Trump.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan: “Kami merumuskan posisi Arab yang bersatu mengenai rencana perdamaian Trump,” dengan menggambarkan rencana AS sebagai yang ‘mengecewakan’.”
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menjelaskan keinginan AS: “Proposal Amerika adalah memberikan seluruh kontrol wilayah barat Sungai Yordan kepada Israel.” Abbas mengingatkan, “al-Quds bukan milik Palestina semata, tetapi milik seluruh Arab.” Dia juga menambahkan, “Washington memberi kami 4 tahun untuk mengimplementasikan rencana perdamaian tersebut,sementara Israel segera memulainya.”
Abbas mengatakan: “Mereka meminta kami untuk mengakui negara Yahudi, yang meliputi wilayah Arab dan Kristen. Mereka setiap hari membongkar rumah-rumah rakyat Palestina untuk dibangun pemukiman baru Yahudi.”
Dalam kesempatan itu pula, dia memuji respon Arab dan dunia internasional terhadap rencana AS, dengan mengatakan: “Kami akan pergi ke Dewan Keamanan PBB untuk mencari solusi untuk masalah kami.”
“Kami telah mengirim surat kepada Amerika untuk menyampaikan bahwa kami menolak rencana perdamaian yang diajukan.” Tandas Abbas, sambil menyatakan, bahwa “Raja Salman mengatakan kepada saya bahwa Arab Saudi selalu bersama Palestina.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Syukri, mengatakan bahwa Mesir berdiri mendukung pemeuhan hak yang adil bagi rakyat Palestina.
Senada dengan Mesir, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan, mengatakan, “Kami menegaskan kembali, dukungan kami untuk rakyat Palestina untuk mendapatkan keadilan bagi mereka.”
Menteri luar negeri Yordania, Ayman al-Safadi, mengatakan bahwa “perdamaian yang komprehensif dan adil dengan memenuhi hak rakyat Palestina sebagai negara adalah modal mereka,” Ayman menekankan bahwa “perdamaian harus dilakukan sesuai dengan legitimasi internasional, jika tidak, akibatnya akan berbahaya.” ARBN