Setelah negara-negara Arab, kini semakin banyak negara yang menyatakan secara terbuka untuk mendukung Kerajaan, menolak propaganda media terhadap Arab Saudi sehubungan dengan hilangnya wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di Istanbul.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Kabinet Kuwait pada hari Senin (15/10), sebagai bentuk penolakan atas semua tuduhan dan propaganda yang melanggar hukum dengan menargetkan Arab Saudi.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Negara untuk Urusan Kabinet Kuwait, Anas Al-Saleh mengatakan bahwa penting untuk menunggu hasil investigasi.
Pusat Dakwah Islam untuk Amerika Latin dan Karibia menyatakan kecamannya terhadap kampanye yang menyudutkan Arab Saudi.
“Pusat Dakwah telah mengikuti propaganda murahan terhadap Arab Saudi dalam upaya untuk mendiskreditkan reputasinya, menyebarkan desas-desus dan melompat kepada kesimpulan tanpa fakta,” Kepala Pusat Dakwah Islam untuk Amerika Latin dan Karibia, Ahmed Bin Ali Al-Saifi mengatakan dalam siaran pers.
“Kami sangat mengecam propganda ini dan kami berdiri bersama Arab Saudi dalam menghadapi rumor dan hasutan yang mendiskreditkan Saudi,” katanya, menolak ancaman pengenaan sanksi atau usaha untuk mengarahkan ancaman terhadap Arab Saudi.
Di Kairo, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Ahmed Hafez, memperingatkan agar tidak mengeksploitasi masalah ini secara politik terhadap Arab Saudi atas tuduhan yang sewenang-wenang.
Dia menegaskan dukungan Mesir untuk Saudi dalam upaya dan posisinya untuk menangani kasus ini.
Serikat Komoro juga menegaskan solidaritas penuh dengan Arab Saudi terhadap mereka yang berusaha merusak kebijakan, kedudukan, dan reputasi regional dan internasionalnya.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional di Komoro mengatakan pemerintah Komoro mengikuti dengan keprihatinan dampak dari hilangnya Khashoggi di Turki dan propaganda media yang hiruk-pikuk.
Untuk itu, perlunya mengungkap kebenaran melalui investigasi yang komprehensif dan transparan. SG