Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan
promo: Umrah Ramadan

KTT Gabungan Luar Biasa Arab-Islam di Riyadh: Arab Saudi Dan Perannya Membela Palestina

KTT Gabungan Luar Biasa Arab-Islam di Riyadh: Arab Saudi Dan Perannya Membela Palestina

Atas nama Khadimul Haramain Raja Salman bin Abdulaziz, sebagai kelanjutan dari upaya yang dilakukan Putra Mahkota Muhammad bin Salman, Arab Saudi kembali mengundang seluruh negara Arab dan Islam dunia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Gabungan Luar Biasa Arab-Islam yang kedua kalinya.

KTT dimulai pada hari Senin (11/11) di ibu kota Riyadh, sebagai pertemuan lanjutan gabungan Arab-Islam, menyikapi berlanjutnya agresi Israel terhadap wilayah Palestina dan Republik Libanon.

Kerajaan Arab Saudi terus berupaya melakukan pengaruhnya di berbagai tingkat diplomatik dan kemanusiaan untuk membawa perdamaian regional dan global.

Umrah Mandiri
Promo

KTT Gabungan Luar Biasa Arab-Islam ini mengeluarkan pernyataan kecaman internasional atas pembantaian warga sipil dan seruan publik internasional untuk menghentikan Israel menduduki tanah Palestina,

Dalam perjalanannya, Arab Saudi memimpin mobilisasi diplomatik terbesar dan paling masif dalam sejarah isu Palestina melalui komite menteri yang beranggotakan lima orang dan menghasilkan kemenangan bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya:

  • Meraih kursi Palestina di PBB berarti menghancurkan gagasan untuk mengakhiri hak Palestina, dan menjadikan negara Palestina memenuhi syarat untuk mendapatkan keanggotaan penuh.
  • Memobilisasi dukungan lebih dari 90 negara untuk pembentukan negara Palestina merdeka, termasuk negara-negara Eropa seperti Spanyol, Norwegia dan Irlandia.
  • Membentuk entitas internasional yang diakui oleh lebih dari separuh anggota PBB, yang disebut “Aliansi Internasional untuk Solusi Dua Negara.”
  • Hanya dalam satu tahun, pengiriman bantuan ke Gaza dan Lebanon melebihi jumlah yang dikirim oleh organisasi bantuan internasional dalam lima tahun.
  • Menyelenggarakan Arab and Islamic Summit darurat berturut-turut untuk memobilisasi dan menyatukan posisi seluruh negara Arab dan Islam mengenai bahaya ketegangan di Palestina dan Lebanon serta menekankan penolakan terhadap segala ancaman untuk menduduki atau melanggar kedaulatan wilayah mereka.

Suka atau tidak suka, kenyataannya adalah jika bukan karena Allah Azza wa Jalla dan kemudian mobilisasi internasional Saudi, masalah Palestina akan menjadi salah satu cerita masa lalu, seperti cerita orang tua kepada anak-anak mereka tentang perbatasan tahun 1948 dan kemunduran pengungsi.[]

*) Dikutip dari berbagai sumber