Seorang pengamat ekonomi dan keuangan di Riyadh, Hisyam Abu al-Khaer, memperkirakan bahwa jika metro Riyadh beroperasi dalam waktu dekat ini, maka akan menjadi sarana transportasi metro dalam kota terbesar di dunia.
Dia menulis dalam cuitan di akun Twitternya beberapa data seperti ini:
Kuartal terakhir tahun 2023 ini akan dapat disaksikan pembukaan proyek jaringan angkutan umum terbesar dalam sejarah. Di antara kelebihan proyek raksasa ini:
- Menggantikan 25.000 perjalanan mobil perhari.
- Menghemat 400.000 liter bensin setiap hari (kapasitas tangki 8.000 mobil Camry)
- Total panjang rel Metro Riyadh: 176 km
- Trek rel: 6 buah
- Jumlah stasiun: 84
- Persentase jalur bawah tanah yang dilalui: 40%
- Biaya proyek: 85 miliar riyal
Meskipun digadang sebagai solusi kemacetan di kota besar seperti Riyadh, beberapa netizen masih meragukan efektivitas moda transportasi umum tersebut.
Beberapa alasan mereka menyebutkan bahwa terutama di musim panas, penduduk Riyadh enggan berjalan kaki ke dan dari stasiun metro terdekat, selain menganggap mobil pribadi masih merupakan sarana transportasi paling ideal.
Warganet lainnya juga memberikan perbandingan dengan Metro Dubai, meski sudah lama beroperasi tetapi belum bisa mengatasi kemacetan, terutama di masa rush hour.
Meskipun demikian, banyak warga yang optimis jika infrastruktur di Riyadh rampung dibangun, akan mengambah gairah perekonomian Arab Saudi secara umum, meningkatkan investasi dan tentunya menjadi alternatif saran transportasi warga.[]