Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan
promo: Umrah Ramadan

Foto dan Video Ben Tzion, Yahudi Kelahiran Rusia, di Masjid Nabawi Madinah

Foto dan Video Ben Tzion, Yahudi Kelahiran Rusia, di Masjid Nabawi Madinah

Media sosial dalam satu pekan terakhir diramaikan oleh penampakan seorang Yahudi kelahiran Rusia yang berkunjung di Masjid Nabawi. Tidak tanggung-tanggung, “The TImes of Israel” menulis judul besar-besar “Dari Qom ke Madinah: Seorang Yahudi Israel Berkunjung Ke Tempat-tempat yang Disucikan seluruh Muslim Dunia.”

 

Ben Tzion awalnya mengunggah foto di akun instagramnya pada hari Ahad (20/11). Dua hari berikutnya, Selasa (22/11) akunnya ditutup oleh Instagram, setelah beragam komentar muncul dari muslim dunia.

Umrah Mandiri
Promo

Keberadaan Yahudi yang semestinya dilarang masuk ke Tanah Haram, di Makkah dan Madinah, membuat stasiun BBC Arabic mewanwancari Ben dari tempat tinggalnya di Quds.

Uniknya, sebagian orang mengaitkan kedatangan Tzion dengan hubungan Arab Saudi dengan Israel. Seorang jurnalis Mesir bernama Samy Kamaleddin misalnya, mengomentari dengan tuduhan ke Arab Saudi:

Yahudi bekerja dengan kalian, menyiarkan siaran langsung di akunnya dari dalam Masjid Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam!! Yahudi kembali ke Khaibar, sedangkan kalian telah mengharamkan kami dan penduduk Qatar untuk umrah dan haji, dan membolehkan Yahudi….

Jurnalis Qatar, Abdurrahman Al-Qahtani juga menulis di akunnya:

Sampai saat ini tidak ada satupun bantahan pihak Saudi atas keberadaan Yahudi di Masjid Haram Nabawi, kemana Haiah Kibar Ulama? Bagaimana bisa orang ini masuk ke Saudi? Dengan tingkat seperti inilah normalisasi dan komunikasi kedua negara Saudi dan Yahudi?!!!

Ben Tzion mengaku dirinya berkunjung ke tempat pusat simbol-simbol Islam membawa pesan damai, menghargai kultur dan keyakinan yang ada. Menurutnya, semua orang yang ditemuinya menyambutnya ramah meskipun dia mengaku sebagai seorang Yahudi Israel.

Apakah benar Ben Tzion ke Masjid Nabawi tetapi tidak ke Mekkah?

Saudi Special Force dalam laman FB-nya menganalisa keaslian foto Tzion. Hasilnya seperti ini:

1. Foto Tzion tidak ada yang menampakkan kakinya, sehingga menimbulkan pertanyaan keaslian foto ini, apakah rekayasa digital?

Umrah Anti Mainstream
Promo

2. Silahkan fokus terhadap lingkaran berwarna hijau, biru, dan merah di bawah ini. Warna hijau dan merah menunjukkan posisi tubuh orang yang difoto. Warna biru dengan lingkaran ungu tampak dua badan yang bersentuhan, bertabrakan atau saling menindih.

3. Di bawah in cara rekayasa digital yang dapat dilakukan dengan software komputer pada foto dan video Tzion.

Respon di atas sekaligus membantah diamnya pihak Saudi terhadap isu yang sedang viral di media sosial. Bahkan belum lama ini, pemerintah Arab Saudi telah tegas melarang pengambilan gambar dalam bentuk apapun di Haramain: Masjid Haram Makkah dan Madinah. Meskipun dalam keterangan Nota Diplomatik yang dikirim ke seluruh perwakilan negara di Arab Saudi, alasan yang melatarbelakangi pelarangan tersebut tidak ada kaitannya dengan isu Yahudi di Masjid Nabawi.

Kemana Kibarul Ulama Arab Saudi?

Cukuplah Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili menjawab secara umum terkait serangan dunia maya terhadap Arab Saudi, sebagaimana tweetnya sebagai berikut:

Di sana, terdapat kampanye dunia maya yang jahat dan masif terhadap Arab Saudi. Mereka dari kelompok musuh kaum muslimin, mengeluarkan dana yang banyak untuk memastikan (keberhasilan) usaha mereka. Dan tujuan dari usaha tersebut adalah mengganggu stabilitas Ahlu Sunnah, membuat kecurigaan antara sesama Ahlu Sunnah. Maka wajib kepada kita untuk mewaspadai dan saling percaya di antara kita, jangan mudah percaya dengan upaya kaum fajir, meskipun diyakinkan oleh komplotannya.

Pesan di atas jelas, singkat dan tegas, tidak diragukan kempuan ulama yang memiliki bashirah, mengikuti dan memahami fenomena terkini, tidak seperti yang disangkakan sebagian orang lain yang meremehkannya.

Bagaimana Ben Tzion Masuk Ke Arab Saudi?

Sampai hari ini Pemerintah Arab Saudi tidak mengizinkan paspor dari negara manapun yang pernah dipakai (berstempel) berkunjung ke Israel memasuki wilayah Arab Saudi. Sebagaimana warga Israel tidak dizinkan terbang bersama maskapai Saudi Airlines. Maka, bagaimana mungkin Ben Tzion warga Israel masuk ke Saudi kecuali jika mengaku sebagai muslim dan berwarganegara lain, kemudian mengajukan visa ziarah umrah atau haji.

Dalam wawancaranya dengan BBC Arabic, diapun mengakui masuk ke Saudi dengan cara legal, berangkat dari Jerussalem, tetapi tidak menggunakan paspor Israel. Jika dia jujur dengan apa yang disampaikan dan diliput selama ini, bagaimana dengan kejujurannya sebagai Yahudi untuk masuk ke Masjid Nabawi? Bukankah sudah dipastikan Saudi tidak akan mengeluarkan visa selain untuk umrah dan haji bagi muslim saja? Thus, kejujurannya yang ingin membawa pesan damai dan sebagainya, dipastikan dusta semata. Dari awal kali berdusta, maka berapa dusta beranak pinang untuk dusta lagi?

Sebagai koreksi komentar jurnalis Mesir di atas, pemerintah Arab Saudi tidak pernah melarang rakyat Qatar untuk menunaikan umrah dan haji, apakah yang berpendapat demikian “setali tiga uang” dengan Ben Tzion?

Tanggapan Netizen dan Warga Saudi

Ada baiknya juga disimak apa yang disampaikan Muhammad Hamad Al-Mariy dalam akun instagramnya, yang berusaha obyektif mengomentarinya:

Kejadian yang sebenarnya adalah banyak warga Israel yang memiliki kewarganegaraan lain, dan dan setiap orang bisa saja mengaku muslim di salah satu pusat Islam. Kemudian mengajukan (visa) untuk haji dan umrah tanpa proses lain. Apakah mungkin perangkat keamanan Saudi menginterogasi setiap jamaah haji yang datang ke Arab Saudi?

Warga Saudi pun masih ada yang ber-husnudzan dengan memberikan komentar seperti, “bisa jadi dia tertarik ingin masuk dan belajar Islam.” Maka tidak heran jika dia mengaku berkawan baik dengan orang Saudi, seperti yang ditampilkannya di foto berpose dengan Nasher atau Abdulaziz yang diklaim sebagai saudaranya.

Terakhir, Ben Tzion dan beberapa media yang meliput “wisata perdamaiannya” ke pusat simbol Islam melakukan kesalahan fatal. Karena Qom di Iran, bukan presentatif dari pusat Islam, apalagi disebut sebagai tanah suci. Jelas, yang berpendapat demikian hanyalah kelompok Syiah Rafidha dan antek-anteknya. Jadi tampak jelas misi apa yang sedang diembannya?

abufakhri, 11.23.17