Seorang pria yang memanfaatkan nama istrinya untuk membangun kerajaan finansial raksasa, sebelum akhirnya kedoknya terbongkar. Dia menggelapkan sekitar 9,2 miliar dolar AS dalam operasi yang digambarkan sebagai salah satu kasus penipuan terbesar dalam sejarah Teluk.
Berikut kisah lengkap Maan Al-Sanea dan bagaimana nasib akhirnya berujung tragis:
Pada tahun 2017, polisi Saudi menemukan seorang pengusaha Saudi bersembunyi di “semak-semak dan kamar pekerja” untuk menghindari putusan pengadilan yang mewajibkannya membayar utang dalam jumlah sangat besar; miliaran dolar, kepada para kreditur.
Inilah kisah tentang Maan Al-Sanea —bagaimana dia memulai dan bagaimana dia membangun sebuah imperium finansial dengan cara yang mencengangkan!
Kisahnya mirip dengan film-film Hollywood: seorang pria sederhana dan tidak dikenal jatuh cinta pada seorang gadis dari keluarga yang sangat kaya, menikahinya, lalu membuat keluarganya bangkrut setelah membangun imperiumnya sendiri.
Maan Al-Sanea dulunya hanyalah seorang perwira sederhana di Angkatan Darat Kuwait. Namun, berbagai sumber menyebut dia melarikan diri dari Kuwait menggunakan pesawat militer ke Arab Saudi dalam keadaan misterius, lalu menetap di Wilayah Timur Arab Saudi.
Maan mulai bermain dengan uang dan kekayaan setelah menikahi Sana Al-Qusaibi sekitar 38 tahun lalu, putri keluarga Al-Qusaibi yang terkenal sebagai salah satu keluarga terkaya di Saudi.
Grup Al-Qusaibi didirikan pada tahun 1940 dan memulai bisnis dari perburuan mutiara dan pertanian, hingga berkembang ke sektor keuangan, Pepsi, ban mobil, dan berbagai bisnis menguntungkan lainnya.
Dengan reputasi keluarga yang stabil dan kekayaan luar biasa, pernikahan itu menjadi titik awal Maan Al-Sanea melancarkan rencana penipuannya. Dia segera memperoleh posisi sebagai manajer operasi sebuah divisi kecil dari perusahaan Al-Qusaibi yang bergerak di bidang perbankan, khususnya menangani remitansi pekerja asing di Saudi.
Maan mengubah posisinya menjadi kedok yang memungkinkannya mengumpulkan kekayaan besar. Pers internasional bahkan menjulukinya “Raja Pinjaman Dunia” karena memanfaatkan nama perusahaan dan keluarga istrinya untuk mengambil pinjaman dalam jumlah besar.
Maan memperoleh pinjaman dari 118 bank di seluruh dunia, dengan total lebih dari 20 miliar dolar AS, menggunakan nama keluarga Al-Qusaibi sebagai jaminan.
Dia lalu memperluas bisnisnya dan mendirikan kerajaan investasinya sendiri, yang meliputi properti mewah di London, bisnis energi di Sydney, perdagangan berlian, hingga kepemilikan pesawat Airbus.
Proses ini terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Dia akhirnya mendapatkan kewarganegaraan Saudi dan masuk daftar Forbes 2009 di peringkat 62 orang terkaya dunia dengan kekayaan diperkirakan 7 miliar dolar AS.
Pada 2002, dia bahkan mendirikan bank atas nama keluarga Al-Qusaibi di lantai 12 Hotel Sheraton di Bahrain, yang dinamainya Global Banking Corporation.
Namun, kejutan besar datang ketika keluarga Al-Qusaibi mengumumkan bahwa mereka ternyata menjadi korban penipuan terbesar dalam sejarah.
Mereka menuduh Maan Al-Sanea telah memanfaatkan nama baik dan reputasi finansial keluarga untuk mengumpulkan dana tanpa sepengetahuan mereka, menggunakan dokumen palsu, lalu menarik dana tersebut melalui berbagai cara, termasuk pembayaran kepada individu, rekening, dan perusahaan yang berada di bawah kendalinya.
Menurut keluarga Al-Qusaibi, total dana yang digelapkan Maan mencapai sekitar 9,2 miliar dolar AS.
Lebih mengejutkan lagi, hasil investigasi mengungkapkan bahwa bank yang didirikan Maan —Global Banking Corporation— sebenarnya adalah bank fiktif. Para penyidik menemukan bahwa dewan direksi dan manajemen bank tersebut tidak pernah mengadakan rapat, meskipun ada dokumen risalah rapat lengkap dengan tanda tangan palsu.
Salah satu dokumen bahkan mencantumkan rapat pada 21 Februari 2009 yang dipimpin langsung oleh Al-Qusaibi, padahal saat itu dia sedang dirawat di rumah sakit di Zurich dan wafat keesokan harinya!
Laporan auditor juga menyatakan bahwa para karyawan yang diperiksa mengaku tidak memiliki satu pun nasabah nyata, tidak ada kontak dengan klien, dan tidak memiliki dokumen jaminan pinjaman apa pun.
Akhirnya keluarga Al-Qusaibi sadar bahwa mereka telah menjadi korban penipuan melalui pemalsuan dokumen dalam skala besar, yang digunakan untuk mendapatkan pinjaman besar-besaran yang sama sekali tidak masuk ke kas keluarga, melainkan ke imperium Maan.
Para kreditur kemudian menghabiskan bertahun-tahun mengejar Grup Saad, milik Maan, yang berkantor pusat di Al-Khobar, Saudi Timur, untuk menagih utang yang diperkirakan antara 40–60 miliar riyal (10,67–16 miliar dolar AS).
Baik Grup Saad maupun Grup Ahmad Hamad Al-Qusaibi & Brothers gagal membayar utang pada 2009, menyebabkan krisis keuangan terbesar dalam sejarah Saudi, di mana bank-bank lokal dan internasional menanggung kerugian pinjaman sekitar 22 miliar dolar AS.
Pada Oktober 2017, Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman, memerintahkan penangkapan segera terhadap Maan karena gagal melunasi utangnya —langkah yang menunjukkan keseriusan kerajaan dalam menegakkan akuntabilitas. Kemudian dilakukan serangkaian lelang untuk menjual aset-aset Maan, dengan tujuan membayar para kreditur. [Muhammad Abyan Arrazi]


Sumber: 1l1il8