Awal kali media sosial warga Arab Saudi menviralkan penampakan burung tersebut melalui WhatsApp Group, 12 Maret lalu. Tidak lama setelah itu, video ini viral ke Tanah Air dan diulas oleh beberapa portal berita online.
Bagi warga Saudi, baik awam maupun yang berilmu (agama), kejadian burung tersebut tidak mengundang reaksi berlebih.
Fenomena tersebut tidak ada yang istimewa kecuali burung yang terbang beberapa kali memutari Ka’bah di saat mathof sedang proses sterilisasi.
Jika memang menghebohkan, seperti biasa menjadi Twitter trends. Terutama warga Saudi lebih familiar dan rajin men-twit daripada di media sosial lain.
Yang disayangkan, di Tanah Air, ada ulasan yang menggiring kepada khurofat atau thiyarah, yaitu berita yang dibumbui dengan kedustaan atau menganggap sial atas apa yang dilihat, didengar, atau diketahui.
Jika memang semua dikait-kaitkan dengan wabah corona (covid-19) di dunia, maka banyak sekali kejadian lain yang bisa ditafsirkan serupa. Seharusnya, pertanda kebaikan akan tampak dengan doa dan usaha. Bukan dengan mengaitkan apa yang dilihat.
Sebagian netizen berpendapat bahwa saat ini telah memasuki musim semi. Jadi burung-burung tersebut sedang bermigrasi dari utara menuju selatan untuk mencari tempat yang hangat, tujuannya untuk mencari makanan.
Ketika melewati area Masjidil Haram, mereka tertarik dengan cahaya lampu yang terang, sehingga berputar beberapa kali kemudian menghilang, imbuh netizen lainnya.
Di Arab Saudi, kawanan burung di setiap kota mudah didapati. Terutama di pesisir pantai, bukan hanya merpati, tetapi juga burung laut yang terkadang terlihat melakukan “pawai” di pemukiman penduduk atau jalan. Tetapi belum pernah ada yang mengaitkan hal serupa dengan perkara ghaib. aboefakhri