Baru-baru ini, Times Higher Education (THE) merilis daftar universitas dalam Impact Ranking 2021 berdasar 17 kriteria mengacu pada United Nation’s Sustainable Development Goals (SDGs).

Alhamdulillah, salah satu kampus Arab Saudi menduduki Peringkat 27, yaitu Princess Nourah Bint Abdulrahman University (PNU), Riyadh.

Kampus dengan luas 8 juta meter persegi, lengkap dengan fasilitas Light Metro Train sepanjang 11,5 Km yang menghubungkan antar gedung (fakultas) dan populasi 39 ribu mahasiswi merupakan kampus khusus putri terbesar di dunia.

Ini menjadi bukti bahwa pemerintah Arab Saudi sangat serius dalam memperjuangkan dan mengangkat derajat pendidikan kaum hawa.

Lebih seru lagi, PNU Riyadh menduduki Peringkat 1 dari aspek Kesetaraan Gender (Gender Equality), mengungguli kampus-kampus ‘Barat’ yang notabene selalu mengedepankan Kesetaraan dan HAM.

Jelas kontradiktif dengan opini yang dibentuk selama ini, bahwa segregasi gender merugikan salah satu pihak khususnya perempuan.

Faktanya, pemisahan perempuan dan lelaki justru mengangkat kaum hawa karena mereka mendapat kesempatan dan fasilitas yang sama.

Misal rasio dosen dengan populasi pelajar yang sama, maka akan banyak diperlukan doktor dan profesor dari kalangan kaum hawa untuk mengisi posisi dosen di kampus putri atau female college.

Sebab dosen lelaki tidak diperkenankan mengajar di female college, kecuali untuk bidang-bidang yang memang tidak ada dosen perempuan dengan kualifikasi doktor atau profesor.

Hal ini tidak hanya berlaku untuk dosen, tetapi hampir semua posisi mulai dari laboran (teknisi) sampai rektor. Semua dari kaum hawa.

Fakta tersebut juga menunjukkan bahwa pemisahan perempuan dan lelaki dalam pendidikan tidak menjadi kendala untuk bersaing dan berkompetisi di tingkat global sekalipun.

catatan_dari_kampus_tepian_laut_merah
Oleh: Prof. Anton Satria P.

• 

• 

• 

• 

• 

•