Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop
promo: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop

Kekayaan Alam di Tanah Arab Saudi Turun Temurun Sebelum Minyak Ditemukan

Kekayaan Alam di Tanah Arab Saudi Turun Temurun Sebelum Minyak Ditemukan

Arab Saudi, negeri di Jazirah Arab yang diberkahi. Jika selama ini dikenal sebagai penyuplai minyak terbesar dunia, tetapi banyak yang belum mengulas kekayaan tambangnya.

Berikut 11 tambang mineral, mulai emas, perak, tembaga dan logam lainnya. Bukan hanya kaya bahan tambang, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Yang pertama dan terpenting dari semuanya adalah tambang Mahd al-Dzahab, yang pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut sebagai tambang Bani Salim, diperkirakan telah ada sejak 3 ribu tahun yang lalu.

Promo

Tambang ini digunakan oleh Abd al-Malik ibn Marwan untuk mencetak mata uang Arab pertama, seperti yang digunakan selama Daulah Abbasiyah.

Empat tahun lalu, koin dinar emas murni milik negara Bani Umayyah dijual di lelang London dengan harga 17,6 juta riyal. Emas koin itu diekstraksi dari tambang Bani Salim.

Kedua, tambang perak Khazba di wilayah Al-Yamama: dioperasikan selama era Abbasiyah. Aktivitas penambangan berakhir pada 200-299 H, kemudian menjadi pemukiman manusia untuk sementara waktu.

Ketiga, tambang Bisha, Asir. Hasil dari tambang ini digunakan untuk mencetak mata uang di era Abbasiyah dan dirham pada masa khalifah Harun al-Rashid tahun 186 H. Dari sisa penggalian menunjukkan bahwa penduduknya kala itu mengetahui pertambangan emas, perak, tembaga dan besi.

Keempat, tambang Asham di Al-Qunfudhah, Provinsi Mekkah Al-Mukarramah: seorang pakar arkeologi Al-Hamdani mengatakan bahwa di lokasi ini memiliki emas merah yang bagus dan berlimpah.

Industri berkembang di sana dan pemerintah Saudi menggunakan kimia tertentu serta peralatan modern untuk memisahkan emas dari tembaga dan mineral lainnya yang tersebar di kota kuno tersebut.

reruntuhan kota kuno Asham

Kelima, tambang Shuaib Al-Masanaa yang terletak di dekat Al-Rabadha, Al-Madinah Al-Munawwarah: Tambang ini beroperasi selama abad pertama dan kedua sebelum Hijrah.

Keenam, tambang Aqiq kabilah Uqail di Wadi Al-Dawasir, wilayah Riyadh. Al-Hamdani menyebutkannya sebagai sebuah kota yang di dalamnya terdapat dua ratus pekerja untuk mengekstraksi mineral.

Tambang tersebut berhenti antara 350 dan 390 H. Sejarawan Al-Jasser mengungkapkan alasan tambang ditutup karena pasir yang merambah.

Promo

Ketujuh, tambang Emas Halit di Al-Dawadmi, sebelah barat Riyadh. Diberi nama Al-Najadi karena pemiliknya dari putra Najad bin Musa bin Saad bin Abi Waqqas radhiyallahu ‘anhu.

Tambang ini berkembang pada masa Bani Umayyah dan berhenti pada pertengahan masa Abbasiyah karena banjir air di tambang tersebut. Sampai saat ini ditemukan bekas-bekas tungku peleburan dan pengolahan di dalamnya.

Penduduk Arab di wilayah tersebut bekerja di tambang Dawadmi, tetapi karena semakin bertambahnya produksi mineral tambang, pekerja didatangkan dari luar negeri.

Ukiran: Semoga Allah mengampuni Khalid bin Sufyan Al-Asfari.
Al-Asfari adalah seorang pekerja tembaga atau seseorang yang etnisnya berasal dari Romawi.

Kedelapan, tambang Al-Ahsan atau Ashqar Al-Baraqa: tambang emas dan perak yang disebutkan Al-Isfahani yang dimiliki suku Banu Kilab. Sebuah prasasti orang yang sedang menari dengan beliung ditemukan di situs tersebut:

Sejarawan Abu Ali al-Hijri (meninggal pada tahun 300 H) mengatakan tentang tambang Halit di al-Dawadmi bahwa emas sangat mahal pada masa pemerintahan Abbasiyah, tetapi setelah ditemukannya tambang ini harganya menjadi lebih murah.

Sembilan, tambang emas dan mineral Al-Ashda’a, terletak di Al-Baha (Hijaz) dan dibangun selama era Umayyah dan permulaan Abbasiyah.

Tambang ini terletak di desa pra-Islam kuno Al-Ashda’a, yang dikatakan Al-Shanfari:
وأصبح بالعصداء أبغي # سراتهم وأسلك خلاً بين أرباع والسرد

Sepuluh, tambang emas Al-Qurashi atau Nuqra, terletak di sebelah barat wilayah Al-Qassim. Emas mulai diekstraksi di lokasi setelah diakuisisi oleh seorang Quraisy bernama al-Musayyib bin Sulaiman al-Makhzoumi pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah kesembilan, Harun bin Muhammad bin Harun al-Rashid.

Tambang ini aktif selama era Abbasiyah dan di daerah ini terdapat desa dan benteng di jalur peziarah jamaah haji.

Sebelas, pelabuhan bersejarah Atsr di wilayah Jazan, Arab Saudi selatan, sebuah rumah Abbasiyah didirikan di sana yang disebut Dinar Atsari.

Para khalifah Abbasiyah yang namanya tertulis dalam Dinar Atsari (Al-Jazani) adalah: Fadl bin Jafar bin Ahmad (khalifah ke-23), Abd al-Karim bin Fadl bin Jafar (khalifah ke-24), Ahmad bin Ishaq bin Jafar (khalifah ke-25).[]