Share the Ideas oleh: Share the Ideas
promo: Share the Ideas

Beredar Foto Istri MBS, Inilah Fakta Sebenarnya

Beredar Foto Istri MBS, Inilah Fakta Sebenarnya

Beberapa waktu terakhir, linimasa media sosial kembali diramaikan dengan beredarnya foto seorang perempuan yang diklaim sebagai istri Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman (MBS).

Foto tersebut menunjukkan sosok wanita berhijab, bergandengan tangan dengan MBS dalam momen non-formal. Sekilas tampak meyakinkan, namun benarkah itu adalah Putri Sarah binti Mashhoor bin Abdulaziz Al Saud?

Cek fakta sederhana membantahnya. Hingga kini, tidak ada foto resmi atau publikasi sah dari Kerajaan Arab Saudi yang pernah merilis wajah istri MBS secara terbuka. Bahkan dalam berbagai forum resmi kenegaraan atau event diplomatik, Putri Sarah hampir tak pernah muncul di ruang publik.

Tradisi kerajaan di Saudi memang sangat menjaga privasi keluarga inti, khususnya perempuan. Nilai sosial dan budaya lokal memandang eksposur perempuan ke ranah publik, apalagi dalam bentuk foto yang viral, sebagai sesuatu yang tabu, khususnya dalam konteks keluarga kerajaan.

Inilah mengapa hampir semua istri dari anggota senior keluarga kerajaan, seperti Raja Salman maupun pangeran lainnya, jarang atau bahkan tidak pernah diketahui wajahnya oleh publik secara luas.

Selain itu, foto yang diklaim sebagai istri MBS tersebut diketahui diambil dari sumber yang tidak kredibel, bahkan terdeteksi sebagai hasil manipulasi digital atau berasal dari konteks yang sama sekali berbeda—misalnya dari peragaan busana Timur Tengah, influencer muslimah, hingga foto acara umum yang diedit dengan narasi yang salah.

Fenomena ini bukan pertama kali terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, hoaks serupa kerap berulang, khususnya saat isu-isu terkait Saudi sedang naik daun—baik soal reformasi sosial, diplomasi internasional, hingga agenda MBS dalam Visi 2030. Strategi clickbait berbasis foto palsu terbukti ampuh mendulang engagement, namun sayangnya memicu disinformasi.

Di sinilah pentingnya literasi digital publik —khususnya di dunia Muslim— agar tidak terjebak dalam romantisasi dunia Arab yang sering kali dibungkus kabut imajinasi dan mistifikasi. Bukan hanya soal etika menyebar foto pribadi yang tidak valid, tetapi juga soal memahami nilai dan norma suatu bangsa.

Arab Saudi, meski kini lebih terbuka dalam banyak hal, tetap mempertahankan batas-batas budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Termasuk dalam menjaga martabat dan privasi perempuan, terlebih mereka yang berada di lingkaran keluarga kerajaan. [Zein R.]