Sebuah akun media sosial populer berbahasa Inggris akhir Ramadan lalu tiba-tiba memosting bagaimana suasana Masjidil Haram jika tanpa gedung pencakar langit di sebelahnya.
Yang dimaksud adalah Zam-Zam Tower (Abraj Al Bait) yang di dalamnya terdapat hotel, restoran, mall, termasuk apotik dan pusat kesehatan.
Sebagian orang mengira bahwa bangunan tersebut tidak lebih sebagai cara Kerajaan Arab Saudi menjadikannya “aji mumpung” mencari cuan dari jutaan peziarah dan jamaah yang membanjiri Masjidil Haram setiap hari.
Mereka yang demikian belum pernah membaca tulisan prasasti di depan pintu masuknya, bahwa itu adalah wakaf dari Raja Abdulaziz rahimahullah untuk Masjidil Haramain.
Ini artinya keuntungan dari sewa hotel, pusat perbelanjaan, dan lainnya diperuntukkan bagi operasional Haramain, Masjidil Haram Mekkah dan Nabawi di Madinah.
BACA: Abraj Al-Bait
BACA: Membungkam Mereka Yang Menuding Saudi Mengkomersilkan Haji Dan Umrah
Peletakan batu pertama proyek pembangunan gedung tersebut dilakukan oleh Raja Abdullah rahimahullah, pada tanggal 28 November 2002 dan resmi selesai pada tanggal 20 Januari 2007.
Sejak awal dirancang sebagai bangunan arsitektur kelas atas, yang terdiri dari pusat penginapan dengan tujuh menara, pusat komersial, di samping restoran.
Meskipun demikian, bangunan yang telah diniatkan untuk wakaf tersebut tetap menonjolkan aspek estetika dan karakter arsitektur Islam. Di samping tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Yang menjadikan istimewa adalah kedekatannya dengan Masjidil Haram, terkoneksi langsung ke halaman Masjidil Haram, memiliki jam dan bulan sabit Islam tertinggi dan terbesar terbesar di dunia.
Luas Abraj Al-Bait adalah 1.500.000 meter persegi, terdiri dari 7 menara yang bersebelahan, dengan ketinggian yang berbeda, dengan menara utama mencapai ketinggian 601 meter.
Mampu menampung sejumlah besar peziarah dan tamu Allah, sebanyak 65.000 orang, dengan kapasitas masjid yang terletak di dalam kompleks sekitar 3.800 jemaah.
Proyek ini dianggap yang pertama dari jenisnya di Makkah Al-Mukarramah berdasarkan sistem Build, Operate, and Deliver (BOT) yang dikenal secara internasional.
Total biaya pembangunannya lebih dari dua miliar riyal, dan menurut kontrak investasi, jangka waktu penggunaannya adalah 35 tahun Hijriah.
Sekali lagi, hasil wakaf gedung ini digunakan untuk kepentingan dan pelayanan Masjidil Haram.
Berikut di antara fasilitas yang terdapat dalam wakaf gedung Raja Abdulaziz:
- Terdapat pusat kesehatan terpadu.
- Pusat konferensi dengan kapasitas 1500 orang.
- Halte bus khusus untuk transportasi internal.
- Sarana keamanan dan keselamatan terbaru menggunakan sistem terintegrasi untuk peringatan dini dan pemadam kebakaran.
- Memiliki banyak elevator dan eskalator, untuk memungkinkan semua orang bergerak dengan mudah dan mencapai Masjdil Haram dengan cepat; 412 elevator di menara, yang sebagian besar bergerak dengan kecepatan 6 meter/detik, serta 140 eskalator.
- Pusat Budaya dan Studi Pusat Khadimul Haramain, Pusat Penelitian dan Pengamatan Astronomi.
- Dua helipad yang terhubung langsung ke semua menara penginapan.
- Sistem AC sentral dirancang di gedung terpisah yang berjarak lebih dari satu kilometer dari bangunan utama, untuk menghindari kebisingan akibat pengoperasian mesin pendingin.
- Jalan melingkar yang menghubungkan kompleks dengan seluruh Makkah dengan cara yang mudah.
- Tangki air lebih dari 5.300 meter kubik untuk menjamin ketersediaan air terutama pada jam sibuk, selain kebutuhan tambahan jaringan pemadam kebakaran yang harus tersedia sepanjang waktu.
- Gedung ini juga dilengkapi dengan dua pabrik untuk mengolah air limbah yang dapat digunakan kembali untuk kebutuhan toilet.[]
Sumber: awqaf.gov.sa