Jamaah memadati Masjid Nabawi di Madinah untuk melaksanakan Shalat Gerhana, mengikuti sunnah Nabi Muhammad ﷺ. Seluruh lorong dan pelataran masjid dipenuhi oleh para jamaah dari kalangan penduduk, para pendatang, serta para peziarah ke Kota Rasul ﷺ.
Salat tersebut dipimpin oleh Imam Masjid Nabawi, Syekh Dr. Abdullah Al-Qarafi, yang setelahnya menyampaikan khutbah. Dalam khutbah itu, beliau mengajak jamaah agar bertakwa kepada Allah, baik dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, serta kembali kepada-Nya dengan taubat dan ketaatan.
Beliau menekankan pentingnya mensyukuri nikmat dan tanda-tanda kekuasaan Allah, seraya menjelaskan bahwa matahari dan bulan merupakan bagian dari bukti terbesar atas kekuasaan dan hikmah-Nya. Allah dapat menutupi keduanya sebagai bentuk peringatan dan peringatan keras bagi hamba-hamba-Nya.
Syekh Al-Qarafi mengingatkan dengan peristiwa yang terjadi pada masa Nabi ﷺ ketika matahari mengalami gerhana. Nabi segera melaksanakan salat dan menegaskan bahwa gerhana tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang, melainkan sebagai tanda dari Allah yang menghendaki hamba-hamba-Nya untuk bertaubat, berzikir, berdoa, dan bersedekah.
Di akhir khutbahnya, beliau mendorong jamaah agar mengambil pelajaran dari tanda-tanda Allah, memperbanyak istighfar, dan kembali kepada-Nya. Beliau juga mengingatkan bahwa Allah senantiasa membuka pintu taubat bagi hamba-Nya, siang dan malam, hingga matahari terbit dari arah barat.
Sumber: SPA