Saudia — maskapai kebanggaan Arab Saudi — resmi dinobatkan sebagai “Best in Class for Service — Guest Experience” pada perhelatan APEX 2025. Penghargaan yang menempatkannya di antara sedikit maskapai dengan predikat World Class dan menegaskan lonjakan kualitas layanan yang diraih dalam beberapa tahun terakhir.
Pengakuan ini bukan sekadar label; ia merupakan refleksi langsung dari penilaian jutaan penumpang yang dilibatkan APEX dalam proses penjurian.
APEX (Airline Passenger Experience Association) selama ini menjadi salah satu barometer paling dipercaya dalam menilai kualitas perjalanan udara. Metodologinya berakar pada data pengalaman nyata berupa umpan balik penumpang melalui platform TripIt dari Concur dan survei lain yang menjaring jutaan suara.
Sehingga penghargaan APEX mencerminkan preferensi kolektif pengguna penerbangan, bukan sekadar penilaian teknis internal industri. Kategori World Class lalu memisahkan maskapai-maskapai dengan skor pengalaman tertinggi, dan kemenangan Saudia dalam subkategori layanan-penumpang menandai keberhasilan program transformasi layanan mereka.
Kemenangan Saudia juga berlangsung di panggung kawasan yang tak kalah kompetitif. APEX Best untuk wilayah Timur Tengah tahun ini memperlihatkan peta pemenang yang familier: Qatar Airways, Oman Air, Emirates, dan Etihad muncul di daftar penghargaan kategori regional untuk aspek-aspek spesifik seperti Best Overall Airline, Best Cabin Service, Best Food & Beverage, Best Entertainment, Best Wi-Fi, dan Best Seat Comfort.
Dominasi maskapai Teluk ini tidak sekadar rivalitas korporat; ia merupakan sinyal bahwa kawasan mengarahkan sumber daya nyata pada pengalaman penumpang—dari investasi dalam kabin hingga platform hiburan dan konektivitas.
Secara strategis, pengakuan semacam ini punya dampak berganda. Bagi Saudia, gelar APEX memperkuat narasi reformasi yang sejajar dengan ambisi Saudi Vision 2030—mengubah cara dunia memandang negeri itu bukan hanya sebagai eksportir energi, tetapi juga penyedia layanan global berkualitas.
Bagi konsumen, pengakuan tersebut menambah lapisan kepercayaan: keputusan memilih maskapai kini semakin dipengaruhi bukti konkret pengalaman penumpang, bukan semata reputasi atau harga tiket.
Namun, pencapaian bukanlah destinasi terakhir. Dunia penerbangan kini bergerak cepat: ekspektasi penumpang atas personalisasi layanan, konektivitas tanpa hambatan, dan keberlanjutan semakin tinggi.
Penghargaan APEX memberi momentum, tetapi mempertahankan posisi berarti mengubah momentum itu menjadi praktik berkelanjutan—pemeliharaan kualitas awak, inovasi menu di udara, serta pengelolaan operasional yang mempertahankan ketepatan waktu dan keselamatan. Di sinilah tantangan sesungguhnya: mengintegrasikan keunggulan pengalaman ke dalam DNA operasional maskapai.
Untuk pembaca yang bepergian dari Indonesia atau wilayah Asia Tenggara, efeknya bisa terasa nyata: semakin banyak pilihan maskapai yang menawarkan standar layanan tinggi—dengan rentang harga dan jaringan rute yang kian bersaing—menciptakan manfaat langsung berupa kenyamanan terbang yang lebih baik pada rute-jalur populer.
Di level industri, penghargaan APEX menjadi indikator yang disorot investor, regulator, dan mitra aliansi ketika menilai daya saing dan reputasi maskapai pada pasar global.
Di akhir hari, apa yang membuat cerita Saudia layak diperhatikan bukan sekadar piala di rak — melainkan proses panjang di belakangnya: pengukuran berbasis pengalaman nyata, desain ulang interaksi penumpang, serta upaya memadukan nilai lokal (hospitality Saudi) dengan standar global.
Jika maskapai lain meniru formula itu, penumpanglah yang akan menang: lebih banyak penerbangan yang tidak hanya mengangkut tubuh, tetapi juga merajut pengalaman perjalanan yang bermakna. Penghargaan APEX 2025 untuk Saudia bukan penutup halaman, melainkan bab pembuka dalam narasi layanan penerbangan era baru. [Muhammad Wildan Zidan]
Sumber: Sabq