Perang Gaza telah memasuki minggu ketiga di tengah meningkatnya eskalasi di garis depan di Israel selatan dan utara.
Jumlah syuhada, insyaaAllah, di Jalur Gaza meningkat, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, dan suara-suara populer mulai terdengar di ibu kota dan kota-kota Barat yang menyerukan diakhirinya perang Israel melawan Jalur Gaza.
Saat ini, semua orang menunggu waktu yang tepat bagi Israel untuk mulai melancarkan perang darat, yang telah mereka janjikan akan melenyapkan gerakan Hamas, di tengah berbagai penafsiran mengenai dampak militer dan politik dari perang ini.
Tampaknya upaya-upaya internasional, meskipun berbeda pendapat mengenai perkembangan tersebut dan mengenai dukungan Barat yang diberikan kepada Tel Aviv, tidak lebih dari sekedar suara-suara yang menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan ke sektor yang terkepung dan terkena dampak.
KTT Perdamaian Arab darurat diadakan di Kairo, tidak menghasilkan keputusan yang jelas, melainkan menyerukan ketenangan dan mengakhiri perang. Seruan ini tidak didengar oleh Israel, justru mengintensifkan serangannya di Jalur Gaza.
Pertemuan-pertemuan rahasia Dewan Perang Israel di front selatan dan pernyataan-pernyataan Israel yang mengancam Iran dan milisi Hizbullat jika mereka ikut berperang. Meskipun terjadi bentrokan-bentrokan di front utara, yang setiap hari mengakibatkan kematian dan korban di kedua belah pihak, itu adalah pertempuran-pertempuran yang tidak melampaui batas aturan antara kedua belah pihak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat pernyataan berbahaya dari perbatasan utara Israel, yang menunjukkan sifat dari apa yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, dengan mengatakan bahwa perang Gaza adalah hidup atau mati bagi Israel, dan mengarahkan peringatannya kepada milisi Hizbullay, bahwa Israel akan menghancurkan Lebanon dengan cara yang sama, cara yang tak terbayangkan jika memasuki perang.
Kemarin, muncul berita bahwa pada waktu “zero hour” diluncurkan perang darat melawan Jalur Gaza, sebagaimana yang dilaporkan Bloomberg Agency melalui sumber-sumber informasi bahwa Israel. Meskipun Israel masih memberikan upaya diplomatik beberapa tenggat waktu untuk membebaskan lebih banyak sandera yang ditahan oleh Hamas. yang memungkinkan menunda perang darat.
Namun sumber yang sama menambahkan bahwa Israel memberi tahu Washington bahwa mereka tidak akan menunggu waktu yang lama untuk melancarkan perang darat.
Tampaknya “zero hour” akan tiba dalam beberapa hari ke depan, ketika Washington memberi tahu Tel Aviv bahwa mereka telah kehabisan solusi diplomatik untuk membebaskan lebih banyak sandera yang ditahan oleh Hamas.
Sederhananya, perang darat pasti akan terjadi, dan keputusan tersebut diambil dengan restu dari Presiden AS Joe Biden, yang muncul dalam sebuah foto selama kunjungannya ke Tel Aviv – yang dengan cepat dihapus oleh Gedung Putih dari halaman Instagram-ny.
Di medsos tersebut, Biden muncul berjabat tangan dengan tentara dari pasukan elit Amerika yang disebut “Pasukan Delta,” pasukan tempur khusus yang kemunculannya di Tel Aviv menimbulkan keraguan tentang niat Washington untuk berpartisipasi dalam invasi ke Jalur Gaza.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi semakin cepat, dan perang sesungguhnya belum dimulai. Hal ini akan mempunyai dampak yang sangat besar, baik secara politik maupun militer, dan akan menciptakan sebuah realitas baru di wilayah ini yang tidak dapat dibayangkan oleh para analis politik dan militer yang paling ahli sekalipun.[]
Sumber: EREM