Berita miring kembali ditujukan kepada Kerajaan Arab Saudi yang dimpimpin Khadimul Haramain, Raja Salman bin Abdul Aziz. Dibantu Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman, tak henti-henti menjadi objek pemberitaan negatif oleh sejumlah media.
Yang sangat disesalkan, media berita online yang turut berpartisipasi mencemarkan posisi Arab Saudi terhadap penetapan Quds (Yerusalem) oleh Amerika termasuk media nasional dan yang mengatasnamakan Islam.
Republik online misalnya, dengan sangat gegabah menulis: “Kemungkinan Arab Saudi akan selaras dengan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.” Lucunya, laporan berita yang ditulis reporter Crystal Liestia Purnama tersebut, mengutip laporan Al Araby, Rabu (6/12), media dari negara luar Saudi yang secara politik bersebarangan.
Sementara Portal Islam, mengutip berita dari MEMO (Middle East Monitor), dengan sangat percaya diri memberi judul laporan beritanya “Yerusalem (Quds) Menjadi Ibu Kota Irarel, Saudi Tawarkan Abu Dis Sebagai Ibu Kota Palestina.” Berikut kutipan beritanya:
CNN Indonesia, seiya sekata dengan dua media yang konon medianya kaum muslimim (Republika) dan menyuarakan kebenaran (Portal Islam) di atas. Anda tahu? Semuanya, bermuara ke satu sumber berita MEMO.

Di awal paragraf laporan beritanya, MEMO yang dimuat di lamannya pada tanggal 3 Desember 2017, ditulis: “A Saudi proposal for a peace initiative between Israelis and Palestinians offers the village of Abu Dis as the future capital of Palestine instead of East Jerusalem, stirring widespread anger.”
Sumbernya menurut MEMO, dari situs New York Times. Mereka melaporkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengajukan proposal tersebut saat kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Riyadh bulan lalu.
Silahkan Anda nilai, dari silsilah sanad (sumber berita) di atas, apakah Anda termasuk yang meng-amin-innya? Atau mencoba bersikap kritis, meskipun dua nama media yang terkenal “membela Islam” menuduh Arab Saudi seperti di atas?
Tidak dapat dipungkiri, apapun peristiwa di Timur Tengah, seakan tidak afdhal jika tidak melibatkan Arab Saudi dengan informasi yang buruk. Dari berita di atas, tentunya akan memprovokasi kemarahan umat Islam seluruh dunia.
Uniknya, tidak satupun dari media di atas mencoba mengutip atau merujuk ke situs media lainnya, baik dari media dalam negeri Arab Saudi, apalagi mencoba memeriksa kebenaran beritanya ke situs Kantor Berita Arab Saudi (SPA). Padahal media-media online di atas mampu dan sanggup untuk mengakses kemudian mengutip sebagai sumber laporannya.
Mari kita lihat posisi Arab Saudi dari awal sebelum AS memutuskan Quds menjadi ibukota Israel.
- Laporan Akbaar24, Khadimul Haromain, Raja Salman bin Abdul Aziz, pada Selasa (5/12) malam, langsung menghubungi melalui telepon mengingatkan rencana keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tersebut. Baca juga laporan kami di sini.
- Setelah Trump secara resmi mengumumkan Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Rabu (6/12) malam, Arab Saudi langsung mengeluarkan rilis resmi dari Ad-Diwan Al-Maliki, menentang keputusan tersebut dan menegaskan posisi Arab Saudi atas Quds dan rakyat Palestina. Baca laporan kami di sini.
- Tidak ada satupun media berbahasa Arab selain yang dimiliki pihak-pihak musuh ideologi dan politik Arab Saudi menurunkan berita sebagaimana media di atas yang mengesankan Arab Saudi pro Amerika dalam keputusan tentang Quds. Silahkan juga baca di sini dalam edisi bahasa Inggris.
- Silahkan baca pembelaan Arab Saudi terhadap Palestina, resmi dari Kantor Berita Arab SAudi (SPA) di sini.
Akhirul kalam, silahkan Anda menilai sendiri, siapa sebenarnya Arab Saudi dan bagaimana media massa selama ini memberitakannya. jalal