Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop
promo: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop

Romantika dan Dinamika Diplomasi

Romantika dan Dinamika Diplomasi

Diplomasi itu seperti pacaran sampai pernikahan. Ada suka, ceria penuh canda, cemburu dan bahkan jengkel.

Komunikasipun terkadang izhar (keras), ikhfa’ (samar-samar campur ngeles), iqlab (menemukan titik temu meski masih banyak perbedaan) dan izgham (ketika semua sudah menyatu dan melebur serta menyatunya visi).

Dalam diplomasi juga ada cipika-cipiki, ada cemberut dan ada tukar menukar nota protes.

Promo

KBRI juga sering menebar nota protes untuk menagih gaji saudara-saudara kita para expat yang tahun 2017 kemarin cair 40 Milyar (1 rupiah pun KBRI gak ambil sebagai jasa “Debt Collector”).

Ada juga kejengkelan diplomatik yang sampai Dubes dipanggil (protes super keras) untuk dimintai klarifikasi.

Untuk yang terakhir ini kebanyakan bukan disebabkan oleh ulah Dubes dan jajarannya tapi karena ulah saudara-saudara kita yang dinilai oleh negara akreditasi (Saudi) sebagai sesuatu yang menyakitkan.

Dan ini tidak hanya terbatas WNI di Saudi saja, tetapi justru juga karena aksi WNI yang ada di Indonesia.

Ini pernah saya alami beberapa bulan yang lalu dipanggil mendadak oleh Kerajaan Arab Saudi karena ada sebuah seminar yang diadakan di Jakarta yang hasil rekomendasinya mendiskreditkan dan mengganggu kedaulatan Saudi.

Alhamdulillah dengan sedikit pakai ilmu “balaghah” saya jelaskan dan selesai alias beres.

Nah terkait video viral tentang saudara-saudara kita yang melakukan aksi “tak lazim” di pelataran tempat sai (mas’a), saya belum dipanggil (semoga tidak) dan belum digempur dengan “Nota Protes,” tetapi baru pada fase via telpon dan alhamdulillah setelah saya jelaskan kepada KSA mereka mulai bisa memahami, meski mereka luncurkan seabreg pertanyaan yang harus dijawab.

Mereka minta kepastian kepada saya agar kejadian tersebut tidak terulang dan menekan saya sebagai pelayan WNI di Saudi untuk menyampaikan dan mengajarkan RAMBU-RAMBU DIPLOMATIK yang harus dijunjung bersama.

Sebagian rambu-rambu tersebut ada dalam gambar di atas (di bawah-red) untuk difahami biar kita tdk nabrak2 koridor etika diplomasi.

Promo

Sebagai Pelayan WNI di Arab Saudi, saya menyampaikan beberapa hal sbb:

  1. Sebagai pelayan ekspatriat Indonesia (Indonesiyyin Mughtaribin) di Arab Saudi, saya Dubes LBBP RI, Agus Maftuh Abegebriel menyayangkan terjadinya aksi yang “tidak biasa” di Mas’a (tempat melakukan ibadah sa’i) yang dilakukan oleh segelintir jamaah umrah Indonesia;
  2. Semua WNI yang berada di Arab Saudi baik yang tinggal (muqimin), umrah, haji atau yang sedang berkunjung secara otomatis akan menjadi tanggung jawab KBRI untuk memberikan perlindungan dan pengayoman kepada mereka.
  3. Dan jika ada WNI di Arab Saudi ini melakukan tindakan yang keluar dari kepatutan dan menabrak rambu-rambu diplomatik, maka secara diplomatik yang akan diprotes pertama kali oleh Kerajaan Arab Saudi adalah Dubes RI sebagai Pelayan Ekspatriat Indonesia di Arab Saudi.
  4. Aksi di Mas’a tersebut berpotensi -sekali lagi- berpotensi mengganggu hubungan diplomatik Indonesia – Arab Saudi (SAUNESIA) yang saat ini sedang berada di masa keemasan (al-Ashr al-Zahabiy al-Muzahhab). 
  5. Kepada seluruh ekspatriat Indonesia yang sedang atau akan berkunjung ke Arab Saudi, dihimbau untuk mematuhi hukum, peraturan dan kepatutan yang berlaku di Arab Saudi.
  6. Kerajaan Arab Saudi melarang keras segala bentuk politisasi Umrah ataupun Haji.
  7. Jika WNI ingin berkreasi, maka KBRI siap memfasilitasi dengan catatan kreasi dan aksi tersebut dilakukan di dalam tembok KBRI yang merupakan wilayah penuh Republik Indonesia serta memiliki kekebalan diplomatik. Satu CM (centimeter) di luar tembok KBRI, itu sudah masuk wilayah kedaulatan Saudi Arabia yang harus tunduk pada hukum, aturan dan norma Saudi (pernah saya pesankan kepada rombongan jamaah umroh).

Yang terakhir, kami semua yang di KBRI menit dan detik ini pikiran dan usaha keras sedang kami fokuskan untuk menyelamatkan nyawa beberapa WNI yang terkena hukuman mati.

Kami sedang ikhtiar melakukan PK (Peninjauan Kembali, I’adatun Nazar), dan PK ini adalah yang pertama kali dalam sejarah KBRI Riyadh.

Mohon kami didoakan kepada Allah agar semua ikhtiar ini dimudahkan sebagai khidmah kemanusiaan KBRI Riyadh dan jangan bebani kami dengan hal-hal yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Suwun

Saya tulis di Pattani, Thailand dlm tugas bersama Dubes2 OKI untuk menyapa saudara2 muslim kita di Southern Border Provinces.

Sumber: Status FB Dubes LBBP RI, Agus Maftuh Abegebriel