Pendiri Arab Saudi, Raja Abdulaziz Menjual Palestina ke Inggris

Pendiri Arab Saudi, Raja Abdulaziz Menjual Palestina ke Inggris

Atas dasar dokumen kuno, beberapa media dan netizen menuduh Pendiri Kerajaan Arab Saudi, Raja Abdulaziz meyakinkan Inggris untuk menciptakan sebuah negara Yahudi di tanah Palestina.

Sumber berita tersebut tidak dijelaskan dari mana asalnya, tetapi dikutip oleh eramuslim.com (tahun 2012), dengan menulis sumbernya dari “sebuah laporan berita mengatakan.”

Kebiasaan media dan netizen yang bermudah-mudahan membagikan kabar berita seperti itu kerap terjadi, untuk tujuan tertentu.

Konon, “dokumen kontroversial” tersebut sebagai pemberitahuan untuk kemudian didelegasikan kepada Mayor Inggris Jenderal Sir Percy Cox Zachariah, merupakan bukti lain dari pendekatan bermusuhan keluarga kerajaan Saudi untuk bangsa Palestina.

Isi dokumen palsu tersebut, sebagai berikut:

infohajian.org

“Saya Sultan Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud al-Faisal dan Saya mengalah dan mengakui seribu kali untuk Sir Percy Cox, utusan Inggris, bahwa saya tidak keberatan untuk memberikan Palestina kepada Yahudi miskin atau bahkan untuk non- Yahudi, dan saya tidak akan pernah melanggar perintah Inggris.”

Berikut foto manuskrip yang diklaim dan bantahannya:

Akun AlSaud History membantah dengan mudah atas klaim dokumen tersebut:

  1. Uslub yang digunakan bukan kebiasaan Raja Abdulaziz dalam surat menyurat.
  2. Manipulasi dokumen; Percy Cox, politisi inggris, tinggal di Arab Teluk, bukan di Palestina.
  3. Tidak ada tanggal, menyelisihi kebiasaan surat menyurat Raja Abdulaziz.
  4. Stempel Raja Abdulaziz berbentuk bundar telur, sementara dokumen palsu ini stempel berbentuk lingkaran sempurna 360 derajat.
  5. Secara umum bentuk surat palsu berbeda jauh dengan bentuk surat asli Raja Abdulaziz.
  6. Bagaimana bisa Raja Abdulaziz memberikan seorang Inggris negara palestina, padahal Palestina saat itu di bawah mandat Inggris?

Sementara Dr. Khumaini al-Ikhwan membongkar siapa sebenarnya yang membuat dokumen palsu yang mengaku-aku sebagai surat raja Abdulaziz untuk menjual palestina:

Penulisnya adalah seorang mulhid, Abdul Majid Hamdan, ditulis dengan tangannya dan disebarluaskan di bukunya “Mulaf Watsaiq Filistin” di halaman 745. Kemudian dimuat lagi di koran partai “Al-Sya’ab” tahun 1990, untuk memberi kesan pembenaran.

Seorang pakar sejarah Israel, Guy Maayan, pun tidak percaya surat tersebut ditulis oleh Raja Abdulaziz.

Dia menulis di akun twitternya:

Sebagai sejarawan Israel yang mengkhususkan diri dalam konflik Israel-Palestina, saya bersaksi bahwa dokumen palsu. Selama perang 1948, 7 tentara Arab dikirim untuk menghancurkan Israel. Pada saat yang sama, semua penguasa Arab bernegosiasi dengan kami secara diam-diam, kecuali almarhum Raja Abdulaziz Al Saud. Saya tidak tahu dari mana asal pemalsuan receh itu… Tentu saja bukan dari Israel.

Sebagai dokumen pembanding, Kristanto Suwarso, menawarkan dokument berjudul “F.D.R. Meets Ibnu Saud.”

Dokumen tersebut ditulis oleh William A. Eddy, seorang pensiunan kolonel pada Korps Marinir Amerika Serikat, yang bertindak sebagai penerjemah dalam pertemuan bersejarah antara Raja Ibnu Saud dari Arab Saudi dan Presiden Franklin Delano Roosevelt (F.D.R.) dari Amerika Serikat di atas kapal perang USS Quincy yang berlabuh di Terusan Suez pada 14 Februari 1945.

Silahkan baca bantahan lengkap dari Abu Laila Abdurrahman tersebut di link ini.