bilboard desktop umrah oleh: bilboard desktop umrah
promo: bilboard desktop umrah

Pakaian Tradisional: Cerminan Identitas dan Warisan Estetika Arab Saudi

Pakaian Tradisional: Cerminan Identitas dan Warisan Estetika Arab Saudi

Pada perayaan Hari Nasional Arab Saudi ke-95, pakaian tradisional tampil sebagai elemen budaya yang esensial. Lebih dari sekadar busana, warisan estetika ini secara mendalam mencerminkan identitas dan sejarah panjang bangsa. Oleh karena itu, setiap wilayah di Arab Saudi dengan bangga memamerkan warisan budayanya yang unik.

Perpaduan Modernitas dan Tradisi

Momen istimewa ini menjadi panggung bagi busana warisan daerah. Masyarakat Saudi mengenakannya dengan sentuhan modern. Namun demikian, tampilan tersebut tetap kuat memancarkan kekayaan dan keragaman budaya Kerajaan.

Mozaik Budaya dari Berbagai Wilayah

Keragaman busana tradisional Arab Saudi sangat bergantung pada letak geografis dan budayanya. Sebagai contoh, wilayah Riyadh menampilkan dakhala dan bisht berhias sulaman sebagai pakaian pria khasnya. Sementara itu, wilayah Hijaz memiliki thob al-maqqah dan mishlah yang menjadi ciri utamanya.

Bilboard News Detail
Promo

Bergeser ke selatan, wilayah Asir, Najran, dan Jazan menggunakan thob berwarna cerah dengan hiasan kanjabi. Di sisi lain, kawasan timur memperkenalkan darbiyah dan abaya bersulam indah. Adapun di bagian utara, masyarakatnya mengenakan fura winter dan thob dengan bordir tangan.

Para desainer, dalam wawancaranya dengan Al Arabiya.net, menegaskan bahwa keberagaman ini menyusun sebuah mozaik yang indah. Pada akhirnya, bendera kebanggaan negara menyatukan seluruh kekayaan tersebut.

Menghidupkan Kembali Warisan Asir

Sejalan dengan semangat ini, desainer Salma Abdurrahman dari Asir menjelaskan nilai sosial dan budaya thob Asiri. Kini, busana tersebut telah menjadi bagian dari tren mode modern.

“Saya berupaya menghidupkan kembali warisan ini,” ujarnya. “Saya mempertahankan identitasnya dengan inspirasi dari katun Asiri, handuk kuning, masnif, dan wazar.” Hasilnya, ia mengubahnya menjadi karya seni yang menggambarkan wanita selatan tanpa merusak esensinya.

Di wilayah lain, desainer Umm Abdullah menyoroti kebangkitan minat pada busana Najd. Pakaian seperti thob Tur dan thob Munkhal kini kembali populer. Selain itu, aksesori klasik seperti burqaa, shila, dan mukhnaq juga kembali mencuri perhatian.

Serupa dengan itu, desainer Al Batul Sulaiman di Najran memilih jalur inovasi untuk memamerkan warisan budayanya. “Saya mengambil inspirasi dari ukiran Hima dan arsitektur Al-Ukhdud,” ungkapnya. Tujuannya adalah menonjolkan identitas wilayah dalam busana modern yang menarik bagi generasi muda.

Makna Sejarah dan Status Sosial

Peneliti warisan budaya Reem Al-Bassam menegaskan posisi burqaa. Dia menyebutnya sebagai bagian asli dari pakaian wanita di Kerajaan. Bahan dan warnanya pun bervariasi di setiap daerah. Misalnya, burqaa Najd umumnya hitam dua lapis, sementara di selatan dan barat berhias koin perak.

Al-Bassam juga menjelaskan bahwa pakaian di Najd pada era Dinasti Saudi pertama mencerminkan status sosial. Perempuan kaya mengenakan sutra berhias emas. Sebaliknya, perempuan biasa memakai thob sederhana berwarna gelap atau cerah. Bahkan, abaya pun menunjukkan perbedaan: abaya Qilaniya untuk kalangan kaya dan abaya hitam untuk lainnya.

Dengan demikian, setiap helai pakaian tradisional ini membawa kisah yang mendalam. Ia menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, sekaligus meneguhkan kebanggaan akan identitas dan sejarah Arab Saudi. [Muhammad Wildan Zidan]

Umrah Anti Mainstream
Promo

Sumber: Alarabiya