bilboard desktop umrah oleh: bilboard desktop umrah
promo: bilboard desktop umrah

Mengapa Pengakuan atas Kedaulatan Palestina Penting?

Mengapa Pengakuan atas Kedaulatan Palestina Penting?

Mengapa pengakuan terhadap Negara Palestina penting? Banyak yang bertanya, apa yang akan berubah di lapangan dengan adanya pengakuan terhadap Negara Palestina? Apakah pengakuan ini akan menghentikan kejahatan yang dilakukan pendudukan Israel? Bisakah Palestina akan merdeka? Apakah pemerintah Palestina akan memperoleh kedaulatan penuh atas wilayahnya?

Keterbatasan Pemahaman dan Dampaknya

Belakangan ini muncul keyakinan bahwa tak lebih dari 40 persen orang Arab di media sosial memahami situasi nyata di Palestina. Bahkan banyak di antara mereka tidak mengetahui secara rinci seperti apa peta Palestina. Mereka tidak memahami bagaimana pembagian kekuatan di dalamnya atau mengapa Gaza terpisah dari Tepi Barat.

Bahkan, mereka tidak tahu mengapa wilayah itu disebut “Tepi Barat” padahal letaknya di sebelah timur Palestina. Karena itu, setiap cuitan tentang Palestina selalu disertai gambar, peta, dan penjelasan mengenai hal‑hal mendasar.

Bilboard News Detail
Promo

Selain itu, dibahas pula perjanjian seperti Oslo dan Camp David untuk menjelaskan realitas di lapangan. Akibatnya, ketidaktahuan ini membuat populisme, rumor, dan propaganda politik terus mendominasi isu Palestina. Israel memanfaatkan keadaan itu untuk merampas tanah, mengusir penduduk, dan menjalankan rencana kejahatannya.

Gambaran Situasi Terkini di Wilayah Pendudukan

Bagaimana situasi saat ini? Warga Palestina mengontrol daerah yang ditandai warna hijau di peta di bawah ini. Tentara Israel telah menduduki Gaza sehingga warna hijau itu bakal lenyap. Selanjutnya, mereka ingin menguasai wilayah itu sepenuhnya dan mengusir penduduknya dengan serangan pesawat, lalu secara resmi mencaploknya.

Sementara itu, wilayah hijau di Tepi Barat kini menghadapi ancaman. Netanyahu, Ben Gvir, dan Smotrich terang‑terangan mengatakan akan menduduki wilayah itu dan memaksakan kedaulatan Israel di sana.

Mereka ingin menjadikan penduduknya berstatus penduduk tetap dan kemudian mengusir mereka. Akibatnya, mereka mudah mewujudkan rencana ini di Tepi Barat karena wilayah itu tak bersenjata, sehingga Israel akan menghadapi perlawanan sipil.

Ancaman Ke Depan dan Skenario Terburuk

Adakah yang sanggup menghentikan rencana Israel? Jawabannya jelas bergantung pada tindakan bersama. Selama dua tahun terakhir Netanyahu telah membakar habis Gaza dan membuat penduduknya kelaparan, sementara masyarakat internasional tak bisa menghentikannya. Bahkan, kini ia mengebom Lebanon, Suriah, Iran, Yaman, Qatar, dan siapa pun yang dapat ia capai.

Bila mereka berhasil, apa yang akan terjadi? Israel akan mengusir seluruh warga Gaza ke negara lain sebagai pengungsi. Selanjutnya, Israel akan melarang setiap warga Palestina yang memiliki paspor lain masuk ke Tepi Barat. Larangan ini terutama menargetkan pemegang paspor Yordania dan menjadi langkah awal pengusiran seluruh penduduk Tepi Barat.

Israel berencana membubarkan Otoritas Palestina. Setiap pemegang paspor Palestina akan hidup dalam ketidakpastian dan pengungsian. Hampir tidak ada negara yang akan membuka pintu bagi mereka. Setiap pemegang paspor Palestina menyadari bahwa masa depan mereka terancam. Tak ada organisasi internasional yang dapat menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina karena dunia tidak mengakui entitas negara di sana.

Washington akan menjatuhkan sanksi pada organisasi yang memberikan dukungan finansial kepada rakyat Palestina dengan dalih undang‑undang anti‑terorisme. PBB tak bisa menyalurkan bantuan melalui UNRWA. Selama ini, lembaga itu menerima dukungan miliaran rupiah dari Arab Saudi setiap tahun untuk membayar upah di berbagai sektor.

Para pegawai Palestina di Tepi Barat berjumlah sekitar 240 ribu orang. Kini, mereka menafkahi keluarga di sana tetapi tak lagi bisa menerima gaji. Selama ini, Arab Saudi membiayai gaji mereka di sektor pendidikan, kesehatan, dan layanan lain.

Umrah Anti Mainstream
Promo

Upaya Diplomatik dan Peran Arab Saudi

Terdengar menakutkan? Memang demikian. Karena itu, Saudi berupaya keras mendorong Prancis sebagai sekutu agar ikut terlibat dalam isu ini bersama Arab Saudi.

Pada dasarnya, tujuan utamanya adalah meneguhkan hak bangsa Palestina yang terancam secara luar biasa. Selain itu, langkah ini bertujuan membuat dunia mengakui adanya Negara Palestina dan bahwa tanah ini milik rakyat Palestina. Tak seorang pun berhak mengusir mereka.

Lebih jauh, langkah ini akan membekukan perampasan dan meneguhkan hak rakyat Palestina di tanah airnya. Di samping itu, langkah ini juga memberi landasan bagi para pembela hak tersebut. Oleh karena itu, tak heran jika reaksi Israel penuh kemarahan.

Netanyahu hilang kendali, sementara Ben Gvir dan Smotrich tampak panik. Singkatnya, pengakuan ini adalah tonggak di tengah jalan yang menghambat rencana mereka yang berbahaya. Kegagalan diplomatik ini adalah yang terbesar dalam sejarah Israel.

Selama dua tahun terakhir, Pangeran Mahkota Saudi selalu memasukkan pengakuan atas hak Palestina sebagai agenda teratas. Mereka membahas topik itu ketika berbicara dengan para pemimpin dari Barat maupun Timur. Akibatnya, banyak orang yakin bahwa memperkuat hubungan dengan Riyadh berarti merespons tuntutan yang dianggap sangat strategis oleh Saudi.

Makna dan Dampak Pengakuan Palestina

Kemarin, Inggris mengakui Negara Palestina. Pengakuan ini sangat penting dan memiliki makna historis. Pada tahun 1917 melalui Deklarasi Balfour, Inggris berjanji kepada orang Yahudi tentang tanah air di Palestina. Kini, lebih dari seratus tahun kemudian, Inggris justru mengakui hak Palestina.

Pengakuan atas batas‑batas negara Palestina akan merugikan Israel secara ekonomi dan politik. Selain itu, hal ini membuka kemungkinan sanksi internasional terhadap produk‑produk dari Tepi Barat yang pemukim kelola. Demikian pula akan ada embargo penjualan senjata kepada Israel. Pengakuan ini akan memudahkan Negara Palestina mengajukan perkara ke pengadilan internasional seperti Mahkamah Internasional dan Mahkamah Pidana Internasional.

Pengadilan‑pengadilan tersebut hanya memperbolehkan negara untuk berperkara. Selain itu, pengakuan ini juga memungkinkan rakyat Palestina menerima pendanaan resmi dari bank‑bank internasional. Dengan demikian, pernyataan ini menegaskan prinsip bahwa tanah Palestina adalah “wilayah yang diduduki” dan bukan daerah sengketa.

Selain itu, pengakuan ini memaksa dunia memperlakukan rakyat Palestina layaknya sebuah negara dengan perwakilan diplomatik di mana‑mana. Lebih lanjut, pengakuan ini juga mempermudah perjalanan, pendidikan, dan investasi mereka. Selain itu, pengakuan ini memberi Palestina kursi di organisasi internasional.

Lebih jauh, pengakuan ini memberi kewenangan bagi Palestina untuk mengadakan perjanjian dagang dan investasi atas nama Negara Palestina. Dengan begitu, pengakuan ini akan memecahkan hambatan rasa takut dalam mendukung Palestina di negara‑negara Barat dan organisasi internasional. Selain itu, hal ini juga melemahkan narasi Israel.

Inisiatif Dana Pemberdayaan Yerusalem

Di sisi lain, saat ini Pangeran Turki bin Faisal memimpin sebuah dana internasional bernama “Dana Pemberdayaan Yerusalem.” Secara konkret, dana ini mendukung perizinan pembangunan bagi warga Palestina dan menjamin mahasiswa asal Yerusalem di universitas global. Selain itu, dana ini juga mendukung proyek‑proyek untuk anak‑anak dan membangun rumah bagi lansia.

Selain itu, dana tersebut membantu para pengusaha Palestina beraktivitas di Yerusalem dan Tepi Barat. Bersamaan dengan itu, dana ini dan bantuan lain akan memperkokoh ketahanan rakyat Palestina di tanah mereka. Lebih lagi, hal itu juga akan mempertebal narasi Palestina.

Baru‑baru ini terlihat dukungan Saudi untuk film‑film Palestina di ajang internasional. Tujuannya adalah menyebarkan narasi ini kepada generasi global yang baru. Netanyahu sendiri mengatakan bahwa dia takut terhadap Generasi Z, generasi setelah tahun 2000. Sebagai respons, ia telah memerintahkan Smotrich menggelontorkan dana besar guna membentuk narasi bagi generasi ini.

Singkatnya, pengakuan terhadap Negara Palestina akan menciptakan landasan penting untuk meneguhkan hak‑hak rakyat Palestina. Pengakuan ini melindungi mereka di tanah air maupun perantauan. Selain itu, pengakuan itu juga memberi secercah harapan bagi masa depan perjuangan Palestina. [Muhammad Wildan Zidan]