Umrah Ramadan oleh: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop
promo: Umrah Ramadan Bilboard Dekstop

Kuburan Baqi’ Madinah, Model Kuburan yang Disyariatkan

Kuburan Baqi’ Madinah, Model Kuburan yang Disyariatkan

Tidak jauh dari Masjid Nabawi di al-Madinah al-Munawwarah, terdapat komplek pemakaman Baqi’. Apa yang membedakan bentuk kuburan tersebut dengan yang biasa didapati di Tanah Air?

Kuburan di Baqi’ atau yang dikenal sebagai Jannatul Baqi’, dibangun tanpa kelambu, tidak dibangun atap mirip rumah. Penduduk Madinah pun tidak “ngalap berkah kubur,” tidak ada yang dzikir dengan menggoyang-goyangkan kepala di sekitarnya.

Dipastikan, tidak ada amalan yang menjurus ke perbuatan bid’ah dan syirik di area kuburan. Inilah bentuk kuburan yang Rasulullah perintahkan. Berikut di bawah ini di antara ciri-cirinya:

Promo

Pertama, perkataan ‘Ali bin Abi Tholib,

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﺍﻟْﻬَﻴَّﺎﺝِ ﺍﻷَﺳَﺪِﻯِّ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻰ ﻋَﻠِﻰُّ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻰ ﻃَﺎﻟِﺐٍ ﺃَﻻَّ ﺃَﺑْﻌَﺜُﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﺑَﻌَﺜَﻨِﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗَﺪَﻉَ ﺗِﻤْﺜَﺎﻻً ﺇِﻻَّ ﻃَﻤَﺴْﺘَﻪُ ﻭَﻻَ ﻗَﺒْﺮًﺍ ﻣُﺸْﺮِﻓًﺎ ﺇِﻻَّ ﺳَﻮَّﻳْﺘَﻪُ

Dari Abul Hayyaj Al Asadi, ia berkata, “‘Ali bin Abi Tholib berkata kepadaku, “Sungguh aku mengutusmu dengan sesuatu yang Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– pernah mengutusku dengan perintah tersebut. Yaitu jangan engkau biarkan patung (gambar) melainkan engkau musnahkan dan jangan biarkan kubur tinggi dari tanah melainkan engkau ratakan.” (HR. Muslim no. 969).

Syaikh Musthofa Al Bugho -pakar madzhab Syafi’i saat ini- mengatakan, “Boleh kubur dinaikkan sedikit satu jengkal supaya membedakan dengan tanah, sehingga lebih dihormati dan mudah diziarahi.” (At Tadzhib, hal. 95). Hal ini juga dikatakan oleh penulis Kifayatul Akhyar, hal. 214.

Kedua, dari Jabir, ia berkata,

ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻬَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺃَﻥْ ﻳُﺠَﺼَّﺺَ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮُ ﻭَﺃَﻥْ ﻳُﻘْﻌَﺪَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺃَﻥْ ﻳُﺒْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ

Dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur.” (HR. Muslim no. 970).

Dalam matan yang cukup terkenal di kalangan Syafi’iyah, yaitu matan Abi Syuja’ (matan Taqrib) disebutkan di dalamnya:

ﻭﻳﺴﻄﺢ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﻭﻻ ﻳﺒﻨﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻ ﻳﺠﺼﺺ

Promo

“Kubur itu mesti diratakan, kubur tidak boleh dibangun bangunan di atasnya dan tidak boleh kubur tersebut diberi kapur (semen).” (Mukhtashor Abi Syuja’, hal. 83 dan At Tadzhib, hal. 94).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang sesuai ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kubur itu tidak ditinggikan dari atas tanah, yang dibolehkan hanyalah meninggikan satu jengkal dan hampir dilihat rata dengan tanah. Inilah pendapat dalam madzbab Syafi’i dan yang sepahaman dengannya.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 35).

Semoga Bermanfaat.

~ Awaluddin ~

*) Dinukil dari Grup Dakwah Sunnah dengan beberapa perubahan redaksi seperlunya.