Umrah Plus September oleh: Umrah Plus September
promo: Umrah Plus September

Jalan Menuju Alaska Dimulai dari Riyadh

Jalan Menuju Alaska Dimulai dari Riyadh

Dunia menahan napas. Semua mata kini tertuju pada Alaska, tempat pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan yang bisa jadi akan menentukan nasib perang Ukraina—konflik yang terus menyala sejak 2023.

Namun, apa pun hasilnya, satu hal tak terbantahkan: jalan menuju Alaska sesungguhnya bermula dari Riyadh. Dari ibukota Arab Saudi inilah diplomasi terbangun, kepercayaan dijembatani, dan kesepakatan-kesepakatan krusial lahir.

Riyadh: Ruang Negosiasi yang Menentukan

Pada Maret lalu, Riyadh menjadi tuan rumah pertemuan maraton antara delegasi Amerika, Rusia, dan Ukraina. Agenda yang menjadi tema pembicaraan mencakup hal-hal paling sensitif: perlindungan infrastruktur energi, nasib anak-anak Ukraina yang mengalami deportasi ke Rusia, hingga penghentian sebagian serangan militer. Dari forum ini lahir kesepakatan penghentian tembak-menembak di Laut Hitam. Sebuah terobosan diplomatik yang menggemparkan dunia.

Bilboard News Detail
Promo

Washington menegaskan, pencapaian tersebut tak lepas dari kepemimpinan Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Gedung Putih menyebut Saudi kembali membuktikan diri sebagai mediator utama perdamaian global.

Jeddah: Titik Balik Ukraina

Tak berhenti di Riyadh, Jeddah pun memainkan peran penting. Kota di pesisir Laut Merah ini menjadi tuan rumah negosiasi Amerika–Ukraina yang berujung pada kesepakatan gencatan senjata selama 30 hari. Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan langsung: “Ukraina mengandalkan dukungan aktif dan berkelanjutan Saudi untuk mencapai formula perdamaian.”

Sebagai respons, Amerika segera mengaktifkan kembali aliran bantuan keamanan dan intelijen untuk Ukraina, sebuah sinyal bahwa kesepakatan Jeddah bukan basa-basi, melainkan tonggak strategis.

Putin Berterima Kasih

Bahkan Vladimir Putin, yang jarang memberikan apresiasi terbuka, menyampaikan terima kasih kepada Saudi atas “upaya konstruktif dan berimbang” dalam meredakan konflik. Bagi Moskow, langkah Riyadh menunjukkan bahwa Kerajaan bukan sekadar pemain regional, melainkan kekuatan global dengan kapasitas menjembatani lawan yang berseteru.

Diplomasi = Aksi Nyata

Di luar meja perundingan, Riyadh juga menyalurkan bantuan senilai 410 juta dolar kepada Ukraina—mulai dari gas cair hingga paket kemanusiaan melalui King Salman Humanitarian Aid Center. Dukungan yang memadukan diplomasi dan aksi nyata, menegaskan bahwa peran Saudi bukan sekadar retorika politik.

Menuju Alaska

Serangkaian langkah ini akhirnya membuka jalan menuju Alaska. Trump dan Putin akan duduk di meja yang sama, melanjutkan apa yang telah menjadi gagasan di Riyadh dan Jeddah. Dunia menanti: akankah pertemuan itu menjadi awal perdamaian abadi, atau sekadar jeda singkat dalam badai perang?

Satu hal pasti, sejarah akan mencatat bahwa jalan menuju Alaska tidak pernah dimulai di Washington atau Moskow, melainkan di Riyadh. [Muhammad Wildan Zidan]

Sumber: X/adhwan

Umrah Bersama Kami
Promo